3. Pemeriksaan pada ibu hamil, ANC, dan pemantauan bayi. Semua ibu hamil harus melakukan ANC (Antenatal Care) terpadu dan DDHB (Deteksi Dini Hepatitis B) serta bayinya dilakukan pemantauan.
4. Pemberian HB0 untuk mengurangi transmisi dari ibu ke bayi. Pemberian HB0 <24 jam diberikan wajib kepada semua bayi baru lahir.
5. Pemberian imunisasi hepatitis B (3 dosis) untuk mengurangi insiden. Imunisasi wajib hepatitis B sebanyak tiga dosis diberikan kepada semua bayi.
Pemerintah pun telah melakukan pengendalian virus hepatitis C di Indonesia. Berbeda dengan hepatitis B yang belum ada obatnya, hepatitis C justru bisa diobati. Namun belum ada vaksin yang terbukti ampuh untuk mencegah terjadinya infeksi hepatitis C. Berikut cara mengendalikan virus hepatitis C.
1. Sebelum 2017 pengendalian hepatitis C menggunakan Pegylated Interferon dengan nilai kesembuhan sebesar 50-60% dengan durasi 48 minggu. Sayangnya cara ini membutuhkan biaya yang mahal.
2. Sesudah 2017 pengendalian hepatitis C menggunakan DAA (Direct Acting Antiviral) seperti Simeprevir, Sofosbufir, Ribavirin, Daclastavir, dan Elba-Grazo. Cara ini memiliki nilai kesembuhan yang sangat besar yakni 95% dengan durasi 12-24 minggu. Biaya yang diperlukan untuk terapi ini juga relatif murah.