JAKARTA, iNews.id - Kanker merupakan salah satu penyakit tak menular yang mematikan di seluruh dunia, selain penyakit jantung dan stroke. Penyakit kanker terjadi ketika ada sel abnormal yang bersifat ganas, tumbuh cepat tak terkendali, dan dapat menyebar ke tempat lain dalam tubuh.
Berdasarkan data World Health Organization (WHO) 2015, sebanyak 8,8 juta orang di seluruh dunia meninggal dunia akibat kanker. Sementara di Indonesia, prevalensi penyakit kanker pada penduduk semua umur sebesar 1,4 persen atau diperkirakan sekitar 347.792 orang.
Salah satu jenis kanker yang menyumbang angka penderitanya terbanyak adalah kolorektal. Kanker ini menyerang jaringan usus besar (kolon) dan rektum atau bagian usus paling bawah sampai anus.
Data dari Globacan 2012 mengungkap, kanker kolorektal menjadi jenis kanker keempat terbanyak dengan jumlah kasus baru sebanyak 17/100.000 penduduk atau sekira 1,3 juta dan menyebabkan 694 ribu kematian.
Di Indonesia sendiri, kasus kanker kolorektal tertinggi terjadi pada pria, yakni 16/100.000 dengan kematian 10/100.000 penduduk.
"Dulu kanker kolorektal itu tidak ada. Sekarang, peningkatan ekonomi cenderung membuat masyarakat makan berlebih, mendapat kalori yang banyak, lemak banyak, dan obesitas mendadak. Kegemukan tiba-tiba ini bisa membantu pertumbuhan sel kanker," kata Pakar Onkologi sekaligus Ketua
Perhimpunan Onkologi Indonesia Dr. Aru Wicaksono Sudoyo di acara Konferensi Hari Kanker Indonesia di Gedung Kementerian Kesehatan RI, Kuningan, Jakarta Selatan, Rabu (31/1/2018).
Ada sederet faktor mengapa kanker kolorektal bisa terjadi. Selain karena faktor usia 50 tahun ke atas, ada pula karena faktor gaya hidup. Di antaranya pola makan tak sehat, sering makan daging olahan, kurang serat, kurang aktivitas fisik, merokok, minum-minuman alkohol, dan menderita gangguan pencernaan berulang.
"Dengarkan tubuh kita sendiri. Tandanya apa sih? Satu, kalau merasa lelah yang nggak hilang-hilang itu juga biasanya kurang darah. Kedua, pola buang air besar yang berbeda-beda. Ketiga, ada rasa perut tidak enak, nyeri, kembung. Satu lagi, tentunya ada pendarahan dari dubur," jelas Dr. Aru.
Pendarahan dari dubur, sambung dia, 85 persen bisa terjadi karena wasir. Tetapi tidak menutup kemungkinan ada tumor di dalam organ tubuh yang menyebabkan kanker kolorektal. "Cek ke dokter, tes darah sama pada feses," imbuhnya.
Namun, kanker kolorektal ini bisa dicegah dengan cara mengendalikan faktor risiko yang dapat diubah. Di antaranya melakukan pola makan sehat, mempertahankan berat badan ideal, berhenti merokok dan hindari asap rokok, rutin berolahraga, serta mengurangi konsumsi alkohol.