Selain itu ada pabrik baru yang rencananya pada Agustus akan memproduksi 1 juta Favipiravir setiap hari. Favipiravir ini akan menggantikan Oseltamivir sebagai obat antivirus, sementara Azitromisin sebagai antibiotik. Favipiravir ini masuk dalam kategori antivirus, yang oleh dokter-dokter ahli lima profesi di Indonesia sudah mengkaji dampaknya terhadap mutasi virus Delta.
“Mereka menganjurkan agar antivirusnya digunakan Favipiravir. Pada Agustus pemerintah sudah memiliki kapasitas produksi dalam negeri antara 2-4 juta ton tablet per hari yang bisa memenuhi kebutuhan, katanya.
Sedangkan Oseltamivir stok ada sampai Agustus sekitar 12 juta. “Tapi karena ini secara perlahan akan diganti dengan Favipiravir, maka kita akan pertahankan stoknya. Ini adalah 3 obat Azitromisin, Oseltamivir, dan Favipiravir yang memang diproduksi di dalam negeri,” kata Menkes.