JAKARTA, iNews.id - Program Pekan Imunasi Nasional (PIN) Polio semata-mata dilakukan demi menyelamatkan anak Indonesia. Ini ditegaskan oleh Ketua Indonesian Technical Advisory Group on Immunization (ITAGI) Prof Sri Rezeki Hadinegoro.
Di tengah tudingan program PIN Polio untuk menghabiskan vaksin yang ada dan tujuan bisnis, Ketua ITAGI buka suara. Dia mengatakan, program PIN Polio semata-mata demi menyelamatkan anak-anak Indonesia dari risiko penyakit polio.
Jika sudah lumpuh akibat virus polio, pengobatan si kecil akan memengaruhi kualitas hidup mereka. Jadi program vaksin polio ini sudah dipertimbangkan.
"PIN Polio dengan vaksin nOPV2 itu dipertimbangkan dengan sangat matang, termasuk meminta saran dari para ahli. Artinya, satu program bisa sampai ke masyarakat itu dirumuskan dengan sangat hati-hati. Jadi, jangan suudzon. Tidak mungkin suatu negara membuat program tanpa dasar ilmiah dan dasar evidence. Kalau tanpa itu, programnya tidak akan ada. Adanya program nasional itu pasti dilibatkan ahli di dalamnya," kata Prof Sri Rezeki saat ditemui di Kantor Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) di Jakarta Pusat, Selasa (23/7/2024).
Oleh karena itu, dipastikan program PIN Polio yang dimulai bertepatan pada Hari Anak Nasional 2024 untuk keuntungan pemerintah semata adalah hoaks. Prof Sri Rezeki juga menekankan vaksin tidak pernah dipolitisasi.
Satu vaksin mendapat persetujuan boleh diberikan ke masyarakat itu telah melewati banyak tahapan, termasuk penilaian para ahli. Prof Sri Rezeki mengatakan, jika ada satu vaksin baru ingin masuk Indonesia, pihak Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) pasti mengundang ITAGI dan expert dari IDAI untuk menilai.
"Kalau ternyata penelitian dari vaksin itu masih kurang, maka ahli bisa saja merekomendasikan vaksinnya ditunda dulu untuk diberikan ke masyarakat hingga studi terbaru rilis," tuturnya.