3. Cacat kromosom pada embrio
Embrio yang tidak euploid (“normal” jumlah kromosom), lebih rendah kemungkinannya untuk berhasil implantasi.
"Tes pra-implantasi untuk mendeteksi aneuploidy (PGT-A) dapat membantu memilih embrio dengan kemungkinan lebih tinggi untuk berhasil," terang PMC.
4. Reseptivitas endometrium atau kondisi rahim
Lapisan rahim (endometrium) harus dalam kondisi baik: ketebalan sesuai, siklus hormonal yang mendukung, tidak ada polip, mioma, atau kelainan anatomi seperti septa (batas rahim yang tidak normal), adhesi (perlekatan jaringan), atau fibroid.
Masalah imunologi, trombofilia, dan mikrobioma rahim juga bisa memengaruhi kemampuan rahim dalam menerima embrio.
5. Durasi atau lama infertilitas
Semakin lama seseorang mengalami infertilitas tanpa pengobatan, kemungkinan kegagalan IVF meningkat.