Puncak Kampanye 3M Digelar pada Hari Santri, Tumbuhkan Kesadaran Pesantren Terapkan Protokol Kesehatan

Rizqa Leony Putri
Puncak kampanye 3M digelar pada Hari Santri, Kamis (22/10/2020). (Foto: Kemenkes)

JAKARTA, iNews.id – Puncak kampanye 3M di lingkungan pesantren akhirnya dilaksanakan pada Kamis (22/10/2020). Berlokasi di Pondok Pesantren Al Hamidiyah, Depok, acara ini digelar dalam rangka sosialisasi pencegahan penularan virus Covid-19 di lingkungan pesantren.

Puncak kampanye 3M ini dilaksanakan bertepatan dengan Hari Santri Nasional yang jatuh pada 22 Oktober. Kampanye 3M ini dilakukan agar dapat menumbuhkan kesadaran dan semangat para santri untuk terus menerapkan protokol kesehatan demi keselamatan bersama.

Seperti diketahui, jumlah kasus Covid-19 di Tanah Air hingga kini masih terus bertambah. Oleh karena itu, upaya kampanye 3M ini dilakukan sesuai arahan presiden pada awal Agustus 2020 dan akan terus berlanjut hingga akhir tahun 2020.

Menurut Direktur Jenderal Kesehatan Masyarakat, Kirana Pritasari, lingkungan pesantren dipilih sebab menjadi lembaga yang strategis sebagai contoh bagi masyarakat sekitar untuk menerapkan perilaku 3M, yaitu Memakai masker, Menjaga jarak, dan Mencuci tangan sesering mungkin, serta protokol kesehatan lainnya.

"Bagi kami, pesantren sebagai salah satu (lembaga) pendidikan bisa menjadi contoh bagi masyarakat di sekitarnya. Apabila kita bisa memberdayakan pesantren, maka kita bisa memiliki jutaan agen perubahan yang bisa memperbaiki perilaku masyarakat Indonesia," ujar Kirana dalam Puncak Kampanye 3M di Lingkungan Pesantren, Kamis (22/10/2020).

Sementara itu, pemilihan pondok pesantren diakui Direktur Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat Kementerian Kesehatan, Riskiyana Sukandhi Putra merupakan tempat yang tepat. Sebab, Kementerian Agama telah banyak menyediakan fasilitas yang akhirnya ditunjang oleh edukasi dari Kementerian Kesehatan agar tercipta protokol kesehatan yang tepat dan efektif.

"Pesantren itu tempatnya mendidik spritual, kognitif, dan jasmani. Kementerian Agama sudah banyak memberikan fasilitas dan kami tinggal mengisi saja bagaimana sebaiknya protokol itu dilaksanakan supaya semua santri tetap sehat dan menjadi kuat," kata Riskiyana.

Diketahui, berbagai pesantren telah menerapkan upaya-upaya terbaiknya dalam menghadapi pandemi Covid-19. Menurut Kirana, berdasarkan survei yang dilakukan terhadap 182 pesantren dari tiga regional di Indonesia, terdapat sekitar 86,2 persen pesantren telah membentuk Gugus Tugas Covid-19.

Salah satunya, seperti yang dilakukan oleh Pondok Pesantren Ruhul Islam Anak Bangsa, Aceh Besar. Menurut Kusnadi selaku pengasuh pondok pesantren, pihaknya telah membentuk Satgas Covid-19 demi mempersiapkan protokol kesehatan yang berlaku di lingkungan pesantren.

"Satgas yang kami bentuk itu besar sekali dampaknya terhadap protokol kesehatan. Mereka selalu memantau kegiatan santri. Kami memenuhi protokol kesehatan secara maksimal. Di setiap sudut, 60 tempat cuci tangan kami sediakan," kata Kusnadi.

Tak hanya itu, pondok pesantren lainnya bahkan menyiapkan ruang isolasi mandiri khusus bagi santri yang menunjukkan gejala tertentu. Hal itu disampaikan oleh pengasuh Pondok Pesantren Darul Hijrah Putra, Kabupaten Banjar, Ilyas Saputra.

"Selain 3M yang kita laksanakan, kita melakukan karantina di pondok apabila ada santri yang dicurigai bergejala. Kita punya sarana isolasi mandiri di lingkungan pondok untuk para santri, tapi alhamdulillah, kondisi santri kami saat ini semua aman," ujar Ilyas.

Sementara itu, Pesantren Khas Kempek Cirebon mengaku sempat kesulitan untuk menerapkan salah satu komponen perilaku 3M, yaitu untuk menjaga jarak. Namun, pihaknya memberikan solusi tersendiri dengan membatasi interaksi santri dengan lingkungan luar.

"Kita menerapkan untuk sementara semua santri tidak boleh ditengok oleh orang tuanya. Hal itu agar santri yang ada di pondok itu benar-benar steril, sebab orang luar itu menjadi potensi besar tertularnya (penularan-red) Covid-19. Namun, (bagi) mereka yang punya kebutuhan untuk keluar, maka kita menerapkan protokol kesehatan yang ketat," kata Ahmad Zaini.

Editor : Tuty Ocktaviany
Artikel Terkait
Health
3 hari lalu

Apa Benar Alat Tes TBC INDIGEN dari PCR Covid-19? Ini Faktanya!

Mobil
5 hari lalu

Pemerintah Siapkan Insentif Otomotif, Skema Mirip saat Covid-19

Nasional
6 hari lalu

Sistem Rujukan BPJS Kesehatan Berubah Jadi Tak Berjenjang, Begini Prosedurnya

Nasional
8 hari lalu

Sistem Rujukan RS Berjenjang Persulit Pasien, Menkes: Keburu Wafat Nanti

Berita Terkini
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
Network Updates
News updates from 99+ regions
Personalize Your News
Get your customized local news
Login to enjoy more features and let the fun begin.
Kanal