Soal Pemecatan dr Terawan, Begini Reaksi Dokter Cantik Reisa Broto

Siska Permata Sari
Tuty Ocktaviany
dr Reisa Broto Asmoro (dua dari kanan) saat menjadi bintang tamu acara talkshow. (Foto: Twitter)

JAKARTA, iNews.id – Ternyata banyak orang sudah merasakan manfaat dari pengobatan lewat metode cuci otak yang dilakukan Mayjen TNI DR dr Terawan Agus Putranto Sp Rad. Tidak hanya tokoh politik, tetapi juga keluarga besar dari dr Reisa Broto Asmoro.

Dokter sekaligus figur publik ini turut angkat bicara terkait masalah yang menimpa dr Terawan.

"Terlepas dari apa yang dipermasalahkan IDI, orangtua saya, kakak-kakak saya semua telah merasakan manfaat dari terapinya. Seorang yang hebat seperti dr T rasanya miris diperlakukan demikian #SaveDokterTerawan #SavedrTerawan," kata Reisa Broto Asmoro dikutip iNews.id dari akun Twitter-nya, Rabu (4/4/2018).


Cuitan dari dr Raisa, ternyata mendapatkan tanggapan dari netizen.

“Mungkin IDI terprovokasi dgn penggunaan kata 'cuci otak', yg berkonotasi negatif & sifatnya destruktif,” kata @machista_x.

“Mungkin ada motif tertentu dibalik semua ini,” ujar @prabawaendra.

Sementara itu perwira tinggi Polri Brigjen Pol Krishna Murti juga mengaku pernah melakukan pengobatan dengan dokter yang ahli metode cuci otak ini. Brigjen Pol Krishna Murti pun membagikan testimoni pengobatan ala dr Terawan.

Melalui akun Instagram pribadinya @krishnamurti_91, ia membagikan pengalamannya berobat bersama dr Terawan dengan metode Digital Subtraction Angiogram (DSA).

"Saya pernah dilakukan perawatan dengan metode DSA oleh Dokter Terawan di RSPAD Gatot Subroto," kata pria yang kini menjabat sebagai Kepala Bagian Pembangunan Kapasitas Biro Misi Internasional Divisi Hubungan Internasional Polri tersebut.

Meski mengaku tak paham benar dengan ilmu medis, namun pengobatan dr Terawan dianggap bisa memulihkan kesehatannya.

"Dari sisi medis dll saya tidak paham. Yang saya rasakan adalah kesehatan saya pulih dan lumayan membaik saat itu," katanya.

Sebelumnya, sebuah surat yang tersebar di media sosial tersebut menyebut, metode pengobatan dr Terawan merupakan pelanggaran etik serius.

"Sanksi berupa pemecatan sementara sebagai anggota dari IDI selama 12 bulan dimulai tanggal 26 Februari 2018 sampai 25 Februari 2019," tulis surat yang beredar, Selasa 3 April 2018.

"Hari ini saya mendengar IDI mencabut ijin praktik beliau, karena tidak memenuhi syarat tertentu. Saya bukan ahlinya untuk berkomentar apa pun. Saya hanya berharap semoga semua masalah dapat diselesaikan dengan baik," kata mantan Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya tersebut.

Editor : Tuty Ocktaviany
Artikel Terkait
Health
2 tahun lalu

Catat Ini 3 Waktu Terbaik Makan Daging untuk Wanita

Seleb
3 tahun lalu

Deretan Artis Nikah dengan Keturunan Raja, Nomor 2 Aktris Primadona Era 2000-an Kini Punya Bisnis Perhiasan

Nasional
3 tahun lalu

Pemerintah Pastikan PPKM Masih Berlaku saat Nataru

Nasional
3 tahun lalu

Pandemi Covid-19 di Indonesia Tak Kunjung Jadi Endemi, Dokter Reisa: Ada Peningkatan Kembali

Berita Terkini
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
Network Updates
News updates from 99+ regions
Personalize Your News
Get your customized local news
Login to enjoy more features and let the fun begin.
Kanal