"Metode percontohan ini memungkinkan peneliti kami untuk melampaui survei dan melihat secara detail, bagaimana perusahaan membuatnya bekerja di lapangan," kata tim peneliti, Dr David Frayne dari University of Cambridge, seperti yang dikutip dari IFL Science, dikutip pada Kamis (23/2/2023).
Alhasil, dibanding dengan awal periode uji coba, sebanyak 71 persen karyawan melaporkan tingkat kejenuhan yang lebih rendah. Selain itu, 39 persen stres berkurang saat bekerja selama empat hari per minggu.
Tak sampai di situ, uji coba ini melaporkan, adanya peningkatan keseimbangan kehidupan kerja, dengan 62 persen merasa lebih mudah untuk menyeimbangkan pekerjaan dengan bersosialisasi. Lalu, 60 persen merasa lebih mampu menyeimbangkan pekerjaan dan bertanggung jawab.
Peningkatan kesejahteraan yang dilaporkan itu pun didukung oleh penyakit dan retensi karyawan perusahaan yang berpartisipasi. Uji coba ini melaporkan jumlah karyawan yang sakit 65 persen lebih sedikit, dan penurunan 57 staf yang meninggalkan pekerjaan.
Bahkan, pendapatan perusahaan dikabarkan sedikit meningkat selama uji coba. Rata-rata mengalami peningkatan 1,4 persen. Hal itu menandakan, bekerja selama empat hari dalam seminggu tidak mengganggu produktivitas.
Hasil studi yang menunjukan hal positif tersebut, 92 persen perusahaan berpartisipasi menunjukan kesediaan mereka untuk melanjutkan program. Bahkan, 18 persen perusahaan telah mengonfirmasi bahwa perubahan itu telah dibuat permanen.