Demikian pula, sekitar 83 persen setuju bahwa pemerintah telah memberikan informasi yang cukup kepada warga tentang Covid-19, naik dari 75 persen pada Februari 2020.
Hasilnya menunjukkan bahwa ada pemahaman yang lebih baik di antara kaum muda tentang bagaimana mereka dapat melindungi diri dari Covid-19.
Ketika ditanya tindakan apa yang paling efektif untuk mencegah infeksi, mayoritas (39 persen) memilih mencuci tangan dengan sabun, yang dicantumkan oleh Organisasi Kesehatan Dunia sebagai rekomendasi keselamatan publik teratas. Dalam jajak pendapat sebelumnya, hanya 8 persen responden memilih opsi ini, sementara 34 persen memilih mencuci tangan tanpa menyebut sabun.
Sementara pemerintah telah memberlakukan pembatasan sosial skala besar untuk membantu mengendalikan penyebaran virus, lebih dari separuh responsen (54 persen) mengatakan mereka telah berada di luar rumah mereka untuk alasan selain berbelanja makanan atau mencari perawatan medis. Sekitar dua pertiga (66 persen) mengatakan bahwa orang-orang di sekitar mereka tidak menjaga jarak setidaknya satu meter dari satu sama lain.
Penyebaran virus juga dibarengi dengan penyebaran informasi yang keliru, hal ini ditunjukkan dengan empat dari lima responden melaporkan bahwa mereka menerima informasi yang kemudian mereka ketahui ternyata bohong atau salah. Sebagian besar (39 persen) mengutip media massa, yang meliputi televise dan surat kabar, sebagai sumber informasi terpercaya mereka tentang Covid-19, diikuti oleh platform media sosial (31 persen) dan media online (18 persen).
Jajak pendapat ini adalah salah satu metode latihan mendengarkan (listening exercise) yang dipimpin oleh UNICEF dan mitranya untuk lebih memahami persepsi publik, kekhawatiran dan kepercayaan dalam menanggapi pandemi. Hasilnya membantu untuk mengembangkan informasi yang dapat ditindaklanjuti dan pesan-pesan utama tentang bagaimana menjaga kesehatan yang didistribusikan kepada publik melalui berbagai saluran komunikasi.