Sementara itu, Covid-19 memiliki spektrum gejala yang luas pada penderitanya mulai dari tidak bergejala sama sekali hingga bergejala berat yang menyebabkan proses identifikasi pasien menjadi semakin sulit. Penelitian menunjukkan bahwa 40 persen pasien Covid-19 tidak bergejala.
Meskipun begitu, baik bergejala atau tidak, semua pasien Covid-19 ini bisa menularkannya ke orang lain. Cherryl Hatumesen selaku salah satu penyintas Covid-19 pun mengaku awalnya tidak merasakan gejala berat sebelum akhirnya melakukan tes swab dan terbukti positif.
“Virus Covid-19 ini benar-benar ada, jadi sambil menunggu vaksin nanti, protokol 3M (Memakai masker, Mencuci tangan, dan Menjaga jarak), harus dijalankan. Selain itu dalam menghadapi Covid-19 memang perlu kedewasaan diri, untuk tidak takut mengakui apabila tertular agar bisa melindungi orang-orang di sekitar kita,” katanya.
Terkait hal tersebut, dr. Dirga juga mengajak masyarakat untuk tetap menjalankan protokol Kesehatan 3M, dirinya protokol kesehatan ini tak hanya jadi slogan sampai tiba vaksinasi. Terlebih, sebelum pandemi upaya-upaya pencegahan dari penularan penyakit memang diremehkan oleh sebagian masyarakat. Hal itulah yang membuat masyarakat harus bersama-sama melaksanakan protokol kesehatan.
“Sebelum ini kita selalu meremehkan masalah kesehatan karena menganggap diri kuat. Sekarang setelah dirawat karena Covid-19, saya mengikuti dokter paru saya yang menyarankan mengurangi karbohidrat dan memperbanyak protein untuk meningkatkan imunitas tubuh. Masker selalu saya pakai, hand sanitizer juga tidak pernah lepas. Karena terbukti dengan menjalankan protokol 3M, teman-teman di kantor tidak ada yang tertular dari saya,” ujar Cherryl Hatumesen.