2. Lilin-Lilin Kecil Jadi Pembuka Karier
Sekembali ke Indonesia, pada 1976 dia bekerja sama dengan Gipsy dan Guruh Soekarnoputra untuk merekam album indie Guruh Gipsy. Setelah keberhasilan Guruh Gipsy, pada tahun 1977 Chrisye menghasilkan dua karya yang melambungkan namanya di ranah musik Indonesia.
Dia menghasilkan karya terbaik Lilin-Lilin Kecil serta album Badai Pasti Berlalu. Chrisye pun direkrut Musica dan merilis debut album solo, Sabda Alam (1978).
3. Gaya Panggung dan Suara yang Khas
Berbeda dengan penyanyi lainnya, Chrisye lebih suka menonjolkan suara daripada bergaya. Dia dikenal memiliki suara halus serta gaya panggung yang kaku.
Chrisye memiliki suara yang unik dan bisa menyatu dengan berbagai jenis musik. Erwin Gutawa membandingkan suara Chrisye dengan sehelai kertas kosong, yang dapat diterapkan untuk apa saja.
4. Ayah Sebagai Role Model
Ayah Chrisye bekerja di pemerintahan DKI Jakarta dan selalu mengharapkan anaknya menjadi orang yang sukses. Namun keinginan Chrisye di bidang musik sangat besar, membuatnya ikhlas karena merasa ini sudah jalan yang ditentukan oleh Tuhan. Dia bahkan mengizinkan Chrisye berhenti kuliah demi karier musik.