Menurutnya, perang yang terjadi antara Israel dan Palestina akibat pengaruh nafsu, amarah, dan dendam. Namun, jika terus-menerus memiliki sifat seperti itu, tentu perang tak akan bisa usai.
"Ya susah, emosi, nafsu, panas, tapi ya itu mereka harus memutuskan. Berani tidak memutuskan itu? Karena dendam kalau diikut-ikuti kan tidak selesai. Sampai kapan? Ya intinya, rasa damai ingin berperang itu kan manusia, ya sudah hentikan saja," ujarnya.
Selain itu, Iwan Fals juga memberi masukan bahwa nafsu, amarah, dan dendam sebetulnya dapat disalurkan ke hal-hal yang lebih positif. Di sisi lain, Iwan juga mengingatkan dampak perang sejatinya juga mengintai di dekat Indonesia, yaitu melalui konflik Laut China Selatan.
"Sekarang isu terakhir, kita pun terancam perang di Laut China Selatan, entah karena stres, karena Covid-19 tidak selesai-selesai, sehingga ini mencetuskan, meluapkan. Tapi ada juga yang bilang perang sekarang bukan dar der dor, bang, tapi perangnya di cuci otak, di media massa, dan segala macam," katanya.