“Enggak nyangka sama sekali, terkadang suka berpikir mungkin ini doa yang baru dijamah. Doa kan enggak kayak makan sambal yang pedesnya langsung terasa, bisa setahun dua tahun bisa puluhan tahun. Ternyata pas Covid, malah bisa bangkit,” katanya lagi.
Sebagai ayah dan orang tua tunggal dari Lukman dan kedua adiknya, Odang mengaku sangat bangga dengan pencapaian sang anak. Tanpa sepengatahuan sang anak, Odang pernah merenungkan perubahan drastis nasib putranya tersebut, yang kini membantu dirinya menghidupi keluarga.
“Feedbacknya Alhamdulillah, dulu beda sama sekarang, sudah meningkat. Bisa bantu keluarga bisa bantu saya dalam hal ekonomi, ngebantu adik-adiknya juga. Saya terharu dan bangga, pernah merasa ingin nangis setelah dia sukses berhasil, merenung dalam kamar saking bersyukurnya,” kata Odang.