Assalamu'alaikum warohmatullahi wabarokatuh.
Hadirin Rahimakumullah,
Mari menaikkan ungkapan rasa syukur kepada Allah SWT karena nikmat dan karunia-Nya saja, kita semua dapat berkumpul di tempat ini.
Terlebih lagi, hari ini merupakan peringatan akan kelahiran Nabi Muhammad SAW.
Mudah-mudahan seluruh umat Muslim yang berkumpul di tempat ini dimuliakan oleh Allah.
Tidak lupa juga untuk mengucapkan shalawat serta salam kepada junjungan kita semua, Nabi besar Muhammad SAW.
Di tanggal 12 Rabiul Awal ini merupakan momen terindah, yaitu Rasulullah SAW dilahirkan sehingga disebut dengan Maulid Nabi.
Alhamdulilah momen penting ini membuat kita dapat bersilaturahmi dalam keadaan sehat wal afiat.
Hadirin berbahagia, istilah Maulid Nabi sendiri berasal dari bahasa Arab, yaitu wa-la-da atau “lahir.” Kata maulid mencakup pengertian waktu kelahiran, sehingga dalam bahasa Indonesia dapat diterjemahkan sebagai hari lahir.
Momentum peringatan hari lahir Nabi Muhammad SAW saat ini dapat dijadikan ajang untuk saling bersilaturahmi. Lebih dari itu, dapat dijadikan kesempatan untuk bersyukur kepada Allah karena sudah mengutus suri tauladan.
Ayat suci tersebut memiliki arti “Sungguh, telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari Kiamat dan yang banyak mengingat Allah (QS. Al Ahzab : 21).
Maka dari itu, melalui momentum peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW 2022, saya tidak henti-hentinya mengingatkan agar selalu bershalawat.
Menyampaikan shalawat kepada Nabi serta mampu meneladani keagungan akhlaknya.
Pada ceramah kali ini, saya telah menyimpulkan 3 poin penting untuk dijadikan sebagai pelajaran untuk diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
Kelahiran Nabi Muhammad SAW menjadi momentum untuk memanjatkan puji syukur kepada Allah SWT karena telah mengirimkan manusia sempurna sebagai suri tauladan umat Muslim.
Kelahiran Nabi Muhammad SAW sebagai makna untuk kembali mengingatkan diri sendiri atau mengevaluasi agar selalu meneladani akhlak Rasulullah dalam berbagai aspek kehidupan.
Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW dapat dijadikan sebagai momentum bahwa umat Muslim perlu senantiasa memperbanyak shalawat kepada Rasulullah SAW.
Hadirin terkasih, semoga ceramah singkat yang saya sampaikan ini dapat dijadikan sebagai pelajaran untuk meneladani sikap Rasulullah SAW.
Dalam kehidupan sehari-hari, hendaknya dapat mengamalkan nilai-nilai akhlak yang agung.
اَلْحَمْدُ لِلّٰه، وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ رَسُوْلِ اللهِ، وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ وَالَاهُ، وَأَشْهَدُ أَنْ لَّا إِلهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ، لَا نَبِيَّ بَعْدَهُ،
أَمَّا بَعْدُ
Alhamdulillah, pada hari ini kita patut bersykur kepada Allah SWT karena masih diberikan nikmat iman, nikmat islam, dan nikmat sehat sehingga bisa berkumpul untuk memperingati hari kelahiran atau Maulid Nabi Muhammad SAW tiap 12 Rabiul Awal.
Sholawat serta salam semoga selalu tercurahkan kepada junjungan Nabi Muhammad SAW yang telah membawa dari zaman kegelapan ke zaman yang terag benderang dengan cahaya iman dan Islam.
Memperingati Maulid Nabi SAW sejatinya merupakan bentuk ekspresi cinta kepada Rasulullah SAW. Cinta kepada Nabi SAW merupakan bagian integral dari iman.
Urutannya, beriman kepada Rasulullah dan semua para nabi dan rasul membawa kepada usaha mengenal sejarah atau sirah mereka. Dari mengenal ini kemudian timbul rasa takzim dan kagum serta cinta kepada mereka, yang berikutnya lalu berusaha mengikuti jalan sunnahnya dan meneladaninya dalam semua aspek kehidupan.
Yang diperkenalkan kepada sejarah para nabibdan rasul pertama-tama adalah Rasulullah dulu melalui wahyu Al-Qur’an, yang salah satu tujuannya adalah peneguhan hati dalam perjuangan (تثبيت الفؤاد) sebagaimana termuat dalam Al-Qur’an,
(وَكُلࣰّا نَّقُصُّ عَلَیۡكَ مِنۡ أَنۢبَاۤءِ ٱلرُّسُلِ مَا نُثَبِّتُ بِهِۦ فُؤَادَكَۚ وَجَاۤءَكَ فِی هَـٰذِهِ ٱلۡحَقُّ وَمَوۡعِظَةࣱ وَذِكۡرَىٰ لِلۡمُؤۡمِنِینَ)
“Dan semua kisah rasul-rasul, Kami ceritakan kepadamu (Muhammad), agar dengan kisah itu Kami teguhkan hatimu; dan di dalamnya telah diberikan kepadamu (segala) kebenaran, nasihat dan peringatan bagi orang yang beriman”. [QS Hud 11:120].
Jika Rasulullah saja diberikan kisah perjuangan pendahulunya untuk memantapkan hati beliau, maka kita umatnya lebih memerlukan lagi hal-hal yang meneguhkan hati kita dalam beriman, yang salah satunya adalah dengan mendengarkan kisah yang menambah cinta kita kepadanya dan menghidupkan sirahnya dalam jiwa kita.
Cinta adalah kekuatan dahsyat yang mengantarkan pecinta pada perilaku mementingkan yang dicinta melebihi lainnya. Cinta jadikan seseorang rela berkorban apapun bahkan nyawa demi yang dicintainya.
Peringatan maulid juga merupakan ekspresi gembira dan syukur atas kelahiran Sang Rasul. Syukur karena kelahiran manusia teragung itu adalah karunia Allah Ta’ala kepada hamba-hamba-Nya.
(لَقَدۡ مَنَّ ٱللَّهُ عَلَى ٱلۡمُؤۡمِنِینَ إِذۡ بَعَثَ فِیهِمۡ رَسُولࣰا مِّنۡ أَنفُسِهِمۡ یَتۡلُوا۟ عَلَیۡهِمۡ ءَایَـٰتِهِۦ وَیُزَكِّیهِمۡ وَیُعَلِّمُهُمُ ٱلۡكِتَـٰبَ وَٱلۡحِكۡمَةَ وَإِن كَانُوا۟ مِن قَبۡلُ لَفِی ضَلَـٰلࣲ مُّبِینٍ)
“Sungguh, Allah telah memberi karunia kepada orang-orang beriman ketika (Allah) mengutus seorang Rasul (Muhammad) di tengah-tengah mereka dari kalangan mereka sendiri, yang membacakan kepada mereka ayat-ayat-Nya, menyucikan (jiwa) mereka, dan mengajarkan kepada mereka Kitab (Al-Qur’an) dan Hikmah (Sunnah), meskipun sebelumnya, mereka benar-benar dalam kesesatan yang nyata.” [QS Ali ‘Imran 3:164]
Jelas disebut disana bahwa diutusnya Rasulullah Muhammad SAW adalah karunia yang harus disyukuri.