Bulan Rabiul Akhir adalah waktu yang tepat bagi kita semua untuk merenungkan kembali perjalanan hidup dan ibadah kita.
Sebagaimana kita ketahui, refleksi diri atau muhasabah adalah salah satu langkah penting dalam memperbaiki kualitas diri dan ibadah kita sebagai hamba Allah.
Allah SWT berfirman dalam Al-Qur’an, QS. Al-Hasyr [59]: 18:
“Wahai orang-orang yang beriman! Bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap orang memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat); dan bertakwalah kepada Allah. Sungguh, Allah Mahateliti terhadap apa yang kamu kerjakan.”
Ayat ini mengingatkan kita bahwa setiap Muslim harus selalu mengintrospeksi diri, memperhatikan apa yang telah ia perbuat, baik untuk dunia maupun akhiratnya.
Di bulan Rabiul Akhir ini, kita diajak untuk mengevaluasi sejauh mana kita sudah menjalankan perintah-perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya.
Pertama, kita perlu merenungkan kualitas ibadah kita. Apakah selama ini kita sudah melaksanakan ibadah dengan penuh kekhusyukan?
Apakah kita sudah menjaga shalat kita tepat waktu, membaca Al-Qur’an dengan tartil, dan berusaha mendekatkan diri kepada Allah dengan amal-amal yang diridhai-Nya?
Bulan Rabiul Akhir adalah waktu yang tepat untuk memperbaiki kekurangan tersebut. Ibadah yang baik bukan hanya soal rutinitas, melainkan soal keikhlasan dan kedekatan hati kepada Allah.
Kedua, penyucian hati menjadi fokus penting di bulan ini. Rasulullah SAW bersabda:
“Ingatlah, sesungguhnya di dalam tubuh manusia terdapat segumpal daging, jika ia baik maka baiklah seluruh tubuhnya, dan jika ia rusak maka rusaklah seluruh tubuhnya. Segumpal daging itu adalah hati.” (HR. Bukhari dan Muslim).
Hati adalah pusat kehidupan spiritual kita. Jika hati kita dipenuhi dengan keikhlasan, ketundukan kepada Allah, dan sifat-sifat mulia, maka seluruh tindakan kita pun akan mencerminkan kebaikan.
Sebaliknya, jika hati dipenuhi dengan sifat buruk seperti iri, dengki, dan kesombongan, maka amal kita tidak akan bernilai di sisi Allah.
Oleh karena itu, bulan Rabiul Akhir ini adalah kesempatan yang tepat untuk membersihkan hati kita dari penyakit-penyakit batin dan memperbaiki niat dalam setiap amal perbuatan.
Ketiga, bulan ini juga menjadi momentum untuk memperbanyak istighfar dan taubat. Dalam setiap refleksi diri, kita pasti menemukan kesalahan-kesalahan yang telah kita lakukan, baik yang disengaja maupun tidak.
Allah SWT Maha Pengampun, dan pintu taubat selalu terbuka bagi hamba-Nya yang ingin kembali kepada-Nya.
Rasulullah SAW sendiri yang ma’shum, selalu memperbanyak istighfar dalam sehari, maka kita sebagai umatnya harus lebih banyak lagi mengucapkan istighfar.