JAKARTA, iNews.id - Ada 7 hikmah beriman kepada qada dan qadar yang akan diperoleh Muslim. Mengimani atau percaya terhadap Qada dan Qadar wajib hukumnya bagi muslim.
Dalam ajaran Islam, Qada dan qadar merupakan rukun iman ke-6. Dilansir dari Buku Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti, qada dan qadar atau takdir berasal dari bahasa Arab. Qada secara bahasa berarti ketetapan, ketentuan, ukuran, takaran, atau sifat.
Qada secara istilah, yaitu ketetapan Allah yang tercatat di Lauh al-Mahfuz (papan yang terpelihara) sejak zaman azali. Ketetapan ini sesuai dengan kehendak-Nya dan berlaku untuk seluruh makhluk atau alam semesta.
Adapun Qadar atau takdir secara bahasa berarti ketetapan yang telah terjadi atau keputusan yang diwujudkan. Pengertian Qadar atau takdir secara istilah adalah ketetapan atau keputusan Allah yang memiliki sifat Maha Kuasa (Qadir) atas segala ciptaan-Nya, baik berupa takdir yang baik maupun takdir yang buruk.
Dalil tentang qada dan qadar banyak terdapat dalam Al Quran. Salah satunya Surat Al Furqan ayat 2. Allah SWT berfirman:
الَّذِي لَهُ مُلْكُ السَّمَوَاتِ وَالأرْضِ وَلَمْ يَتَّخِذْ وَلَدًا وَلَمْ يَكُنْ لَهُ شَرِيكٌ فِي الْمُلْكِ وَخَلَقَ كُلَّ شَيْءٍ فَقَدَّرَهُ تَقْدِيرًا
Artinya: "Yang kepunyaan-Nyalah kerajaan langit dan bumi, dan Dia tidak mempunyai anak dan tidak ada sekutu bagi-Nya dalam kekuasaan-(Nya), dan Dia telah menciptakan segala sesuatu, dan Dia menetapkan ukuran-ukurannya dengan serapi-rapinya. (QS. Al Furqan: 2)
1. Menghindari Sifat Sombong
Hikmah beriman kepada qada dan qadar pertama yakni agar seseorang yang memperoleh sukses besar, meraih jabatan yang tinggi, menjadi penguasa, atau memiliki harta berlimpah, ia tidak akan merasa sombong.
Sebaliknya, ia menjadi semakin rendah hati karena menyadari bahwa sukses yang diperoleh bukan semata-mata hasil usahanya sendiri, kecuali sudah menjadi ketetapan Allah.
2. Berhusnuzan (baik sangka)
Hikmah beriman kepada wada dan qadar selanjutnya mngajarkan manusia untuk berbaik sangka pada ketetapan Allah. Sebab, apa yang diinginkan belum tentu berakibat baik, demikian pula sebaliknya.
3. Melatih Kesabaran
Seorang yang beriman kepada Qada dan Qadar akan tetap tabah, sabar, dan tidak mengenal putus asa pada saat mengalami kegagalan karena menyadari bahwa semua kejadian sudah ditetapkan oleh Allah.
Namun, bagi orang yang tidak beriman kepada takdir, kegagalan mengakibatkan stres, putus asa, dan kegoncangan jiwa.