Arti Salfa Menurut Islam, Perempuan Wajib Mengetahuinya Jangan Sampai Gagal Paham

Kastolani Marzuki
Ilustrasi arti Salfa menurut islam yang sebenarnya. Perempuan wajib memiliki sifat tersebut. (Foto: ist)

JAKARTA, iNews.id - Arti salfa menurut Islam mungkin banyak yang belum mengetahuinya, bahkan salah memaknainya. Bagi perempuan wajib menghindari sifat tersebut terlebih di era modern seperti sekarang ini yang serba bebas dan sudah banyak yang jauh dari etika dan norma agama.

Karenanya, perempuan atau seorang muslimah harus selalu menjaga diri dengan menutup auratnya dan bertingkah laku yang baik. Secara istilah dalam kitab mausu’ah Al-Fiqhiyah Al-Kuwaitiyah definisi aurat menurut istilah ialah :

مَا يَحْرُمُ كَشْفُهُ مِنَ الْجِسْمِ سَوَاءٌ مِنَ الرَّجُلِ أَوِ الْمَرْأَةِ

Aurat adalah bagian-bagian tertentu dari tubuh laki-laki maupun perempuan yang tidak boleh ditampakan.

Dalil tentang aurat lainnya juga disebutkan dalam Surat Al Ahzab.

يَا أَيُّهَا النَّبِيُّ قُلْ لِأَزْوَاجِكَ وَبَنَاتِكَ وَنِسَاءِ الْمُؤْمِنِينَ يُدْنِينَ عَلَيْهِنَّ مِنْ جَلَابِيبِهِنَّ

Hai Nabi, katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu dan isteri-isteri orang mukmin: "Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka". (QS Al-Ahzab : 59).

Selain menutup aurat, perempuan juga harus memiliki rasa malu. Rasulullah SAW pernah bersabda: Rasa malu tidak mendatangkan kecuali kebaikan.

Lantas, apa sebenarnya arti salfa menurut Islam? Berikut penjelasan lengkapnya.

Arti Salfa Menurut Islam

Salfa (السَّلْفَعُ) menurut Al Jauhari dalam tafsir Ibnu Katsir artinya jika dikaitkan dengan perempuan artinya pemberani lagi ambisius. Sedangkan jika dikaitkan dengan laki-laki artinya pemberani.

Salfa yang dikaitkan dengan perempuan pemberani ini bertalian dengan kisah Nabi Musa alaihisalam yang bertemu dua perempuan bersaudara yang beternak kambing. Namun, keduanya kesulitan ketika akan memberi minum ternaknya karena sumur yang selama ini dipakai untuk mengambil air tertutup batu besar. Hal itu kemudian dilihat Nabi Musa dan menolongnya dengan mengangkat batu besar dari sumur tersebut.

Kemudian kedua perempuan itu pulang dan menceritakan peristiwa itu ke ayahnya. Menurut para ulama, ayah kedua perempuan itu adalah sepupu Nabi Syuaib. Ayah kedua perempuan itu kemudian menyuruh salah satu anaknya menemui Nabi Musa untuk datang ke rumah menemui ayahnya. Kisah itu diabadikan dalam Al Quran, Surat al Qashash ayat 25.

فَجَاءَتْهُ إِحْدَاهُمَا تَمْشِي عَلَى اسْتِحْيَاءٍ

Artinya: Kemudian datanglah kepada Musa salah seorang dari kedua wanita itu berjalan kemalu-maluan. (QS. Al Qashash: 25)

Editor : Kastolani Marzuki
Artikel Terkait
Nasional
5 bulan lalu

Gelar Rakornas, Forhati Perkuat Peran Perempuan dalam Pembangunan Nasional

Health
2 tahun lalu

Serap Aspirasi, Siti Atikoh Ungkap Hal yang Dibutuhkan Kaum Perempuan 

Nasional
4 tahun lalu

Cerita Bung Karno Jadikan Hari Ibu sebagai Kepeloporan Kaum Perempuan

Muslim
4 tahun lalu

Kisah Nabi Musa Memukul Malaikat Maut saat Hendak Dicabut Nyawanya

Muslim
5 tahun lalu

Hikmah Kisah Nabi Khidir dan Nabi Musa dalam Alquran

Berita Terkini
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
Network Updates
News updates from 99+ regions
Personalize Your News
Get your customized local news
Login to enjoy more features and let the fun begin.
Kanal