JAKARTA, iNews.id - Bacaan doa iftitah atau dzikir pembuka dalam sholat memang sangat banyak ragamnya. Salah satunya doa Iftitah Allahu Akbar Kabiro Walhamdulillahi Katsiro yang lazim dibaca mayoritas umat Islam di Indonesia yang bermadzhab Syafi'i.
Doa iftitah ini berisi penghambaan diri manusia kepada Allah. Hal ini sebagaimana disebutkan dalam Al Quran, Surat Al An'am ayat 162.
{قُلْ إِنَّ صَلاتِي وَنُسُكِي وَمَحْيَايَ وَمَمَاتِي لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ}
Artinya: Katakanlah, "Sesungguhnya salatku, ibadahku, hidupku, dan matiku hanyalah untuk Allah. Tuhan semesta alam." (Al-An'am: 162}
Dalam Tafsir Ibnu Katsir menerangkan bahwa sesungguhnya shalatnya hanyalah untuk Allah, dan ibadahnya hanya semata-mata untuk Allah, tiada sekutu bagi-Nya.
Muhammad Saiyid Mahadhir dalam bukunya Ragam Doa Iftitah menjelaskan, doa iftitah atau istiftah adalah istilah yang menunjukan satu makna yaitu dzikir yang dibaca sebagai pembuka shalat yang biasanya dibaca setelah takbiratul ihram dan sebelum membaca ta'awudz dan surat Al Fatihah. Doa iftitah ini dibaca dalam shalat berjamaah maupun sendirian, menjadi imam ataupun makmum.
Hukum membaca doa iftitah menurut mayoritas ulama adalah sunnah. Jika dibaca tentu akan mendapat pahala namun jika ditinggalkan baik sengaja maupun lupa tidak berdosa dan shalatnya tetap sah tanpa harus menggantinya dengan sujud sahwi di akhir shalat.
Bagi makmum masbuq atau yang tertinggal dalam jemaah, jika masih mendapati imam berdiri disunnahkan membaca doa iftitah. Namun, bila mendapati imam sudah rukuk atau tahiyat tidak disunnahkan membaca doa iftitah. Berikut ulasan lengkap bacaan doa iftitah Allahu Akbar Kabiro.
اَللهُ أَكْبَرُ كَبِيْرًا وَالْحَمْدُ ِللهِ كَثِيْرًا وَسُبْحَانَ اللهِ بُكْرَةً وَأَصِيْلاً . اِنِّى وَجَّهْتُ وَجْهِيَ لِلَّذِيْ فَطَرَالسَّمَاوَاتِ وَالْااَرْضَ حَنِيْفًا مُسْلِمًا وَمَا اَنَا مِنَ الْمُشْرِكِيْنَ . اِنَّ صَلَاتِيْ وَنُسُكِيْ وَمَحْيَايَ وَمَمَاتِيْ لِلهِ رَبِّ الْعَا لَمِيْنَ . لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَبِذَ لِكَ اُمِرْتُ وَاَنَ مِنَ الْمُسْلِمِيْنَ .
Latin: Allaahu akbar Kabiroo Walhamdulillaahi Katsiiraa, Wa Subhaanallaahi Bukratan Wa’ashiilaa, Innii Wajjahtu Wajhiya Lilladzii Fatharas Samaawaati Wal Ardha Haniifan Musliman Wamaa Anaa Minal Musyrikiin. Inna Shalaatii Wa Nusukii Wa Mahyaaya Wa Mamaatii Lillaahi Rabbil ‘Aalamiina. Laa Syariikalahu Wa Bidzaalika Umirtu Wa Ana Minal Muslimiin.”
Artinya: “Allah Maha Besar dengan sebesar-besarnya, segala puji bagi Allah dengan pujian yang banyak. Maha Suci Allah pada waktu pagi dan petang. Sesungguhnya aku hadapkan wajahku kepada Allah yang telah menciptakan langit dan bumi dengan segenap kepatuhan atau dalam keadaan tunduk, dan aku bukanlah dari golongan orang-orang yang menyekutukan-Nya.Sesungguhnya sholatku, ibadahku, hidup dan matiku hanyalah untuk Allah Tuhan Semesta Alam, yang tidak ada sekutu bagi-Nya. Dengan yang demikian itulah aku diperintahkan. Dan aku adalah termasuk orang-orang muslim (Orang-orang yang berserah diri).”