JAKARTA, iNews.id - Bolehkah Puasa Syawal digabung puasa ayyamul bidh patut muslim ketahui.
Bagi yang berniat menjalankan puasa Syawal saat ini merupakan waktu yang tepat karena bertepatan dengan puasa ayyamul bidh yang dijalankan setiap pertengahan bulan hijriah yakni mulai 13, 14, dan 15.
Dalil disunnahkannya puasa Ayyamul Bidh ini tertuang dalam hadits Nabi SAW yang diriwayatkan Imam At Tirmidzi dan Imam Nasai, bahwa Rasulullah SAW telah bersabda:
يَا أَبَا ذَرٍّ إِذَا صُمْتَ مِنَ الشَّهْرِ ثَلاَثَةَ أَيَّامٍ فَصُمْ ثَلاَثَ عَشْرَةَ وَأَرْبَعَ عَشْرَةَ وَخَمْسَ عَشْرَةَ
“Hai Abu Dzar, “Jika engkau ingin berpuasa tiga hari setiap bulannya, maka berpuasalah pada tanggal 13, 14, dan 15 (dari bulan Hijriyah).” (HR Tirmidzi dan an Nasai).
Puasa Syawal boleh dilaksanakan enam hari berturut-turut. Boleh juga dilakukan tidak berurutan asalkan masih berada di Bulan Syawal.
Jumhur ulama yakni mazhab Syafi'i, Hanbali dan Hanafi menyatakan hukum berpuasa enam hari di bulan Syawal adalah sunnah. Sedangkan Mazhab Maliki menghukumi makruh.
Salah satu keutamaan puasa enam hari di bulan Syawal adalah pahalanya yang setara dengan puasa selama satu tahun. Anggapan ini memiliki dalil yang shahih seperti disebutkan dalam hadits berikut:
من صام رمضان ثم أتبعه بست من شوال كان كصيام الدهر” رواه مسلم
“Barangsiapa yang telah melaksanakan puasa Ramadlan, kemudian dia mengikutkannya dengan berpuasa selama 6 (enam) hari pada bulan Syawal, maka dia (mendapatkan pahala) sebagaimana orang yang berpuasa selama satu tahun.” (HR. Imam Muslim)
Dikutip dari Buku Yang Harus Diketahui Dari Puasa Syawal karangan Ustaz Ahmad Zarkasih Lc, hadits yang diriwayatkan oleh Imam Muslim dalam kitab Shahihnya no. 1984 pada bab “kesunahan puasa 6 hari syawal” tersebut ialah hadits yang derajatnya sudah mencapai derajat shahih lidzatihi, dan tidak ada ulama satu pun yang mengkritik keshahihaan hadits tersebut.
Lantas, apakah Puasa Syawal boleh digabung dengan puasa ayyamul bidh?
Ustaz Hanif Luthfi Lc dalam bukunya berjudul "Amalan Ibadah Bulan Dzulhijjah terbitan Rumah Fiqih Publishing menjelaskan, menggabungkan dua niat dalam satu puasa menurut ulama adalah boleh jika waktunya bersamaan baik puasa sunnah dengan qodho Ramadhan maupun puasa sunnah dengan puasa sunnah lainnya. Seperti Puasa Syawal digabung dengan puasa ayyamul bidh maupun puasa Senin Kamis ketika bersamaan dalam satu hari.
نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ أَدَاءِ سُنَّةِ الشَّوَّال وَعَنْ صَوْمَ ايام البيض ِللهِ تَعَالَى
Latin: Nawaitu shauma ghadin ‘an adaa’i sunnatis Syawwaali wa 'an shauma ayyamal bidh
lillaahi ta’aala
Artinya: Aku berniat puasa sunnah Syawal dan puasa ayyamul bidh esok hari karena Allah SWT.