Contoh Khutbah Jumat tentang Menikah: Menuju Keluarga Sakinah Mawaddah Warohmah

Punta Dewa
Contoh Khutbah Jumat tentang Menikah (foto: Istimewa)

JAKARTA, iNews.id - Contoh khutbah Jumat tentang menikah menuju keluarga sakinah mawaddah warohmah. Pernikahan adalah ikatan suci dan sukar antara dua individu yang ingin memulai keluarga dengan berkat Allah SWT.


Pernikahan diumpamakan sebagai bagian penting dari agama, karena pada hakikatnya pernikahan adalah bentuk ibadah yang melibatkan sepasang suami dan istri.


Berikut contoh khutbah Jumat tentang menikah menuju keluarga sakinah mawaddah warohmah, seperti dilansir dari laman suaramuhammadiyah.id. 

Contoh Khutbah Jumat tentang Menikah


Contoh khutbah Jumat tentang menikah oleh Athiful Khoiri, Anggota Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) Depok, Sleman, Yogyakarta


اَلْـحَمْدُ لِلّهِ الَّذِيْ نَـحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ، وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُورِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلَا مُضِلَّ لَهُ، وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَا هَادِيَ لَهُ، أَشْهَدُ أَنْ لاَّ إِلَهَ إِلاَّ الله وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُـحَمَّداً عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ لاَنَبِيَّ بَعْدَهُ. وَالصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلَى رَسُوْلِ اللهِ نَبِيِّنَا مُحَمَّد وَعَلَى اَلِهَ وَ اَصْحَبِهَ وَمَنْ وَّالَاهُ اَمَّا بّعْدُ فَيَاعِبَدَاللهِ أُوْصِيْكُمْ وَأِيَّايَ بِتَقْوَى االلهِ حَقَّ تُقَاتِهِ فَقَدْ فَازَالْمُتَّقُوْنَ


Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah,


Segala puji dan sanjungan hanya milik Allah, Tuhan semesta alam. Pujian yang meliputi nikmat-Nya dan mencukupkan tambahan karunia-Nya.


Semoga kita semua yang hadir dan mengikuti shalat Jumat di masjid ini diberikan kekuatan iman dan ihsan yang tiada berbatas. Ya Allah, limpahkanlah shalawat dan salam ke hadapan Nabi Muhammad saw. beserta keluarga, sahabat, dan pengikutnya yang beriman, sebagaimana Engkau telah limpahkan karunia dan barakah kepada Nabi Ibrahim as.


Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah,


Pernikahan merupakan ikatan cinta suci antara dua insan manusia untuk hidup bersama, yang dilandasi semata karena niat ibadah kepada Allah swt. untuk membangun dan membina biduk rumah tangga. Pada hakikatnya, ibadah merupakan misi sentral dalam penciptaan manusia ke dunia. Hal ini ditegaskan dalam firman-Nya surat Az-Dzariyat ayat 56.


وَمَا خَلَقۡتُ ٱلۡجِنَّ وَٱلۡإِنسَ إِلَّا لِيَعۡبُدُونِ


Artinya: “Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku.” (QS. Az-Dzariyat: 56).


Alquran juga menyebut istilah pernikahan ini dengan mitsaqan ghalidzan, yang bermakna “perjanjian yang kukuh, kuat, lagi berat”. Perjanjian ini diisyaratkan dengan adanya perjanjian antara Allah swt dan Rasulullah Muhammad saw.


Oleh karenanya, hendaknya perjanjian ini diucapkan dengan serius, bersungguh-sungguh, tidak pula main-main, bahkan “hanya dilakukan sekali untuk selamanya” sepanjang kehidupan manusia di dunia. Pernikahan adalah ibadah terpanjang, karena itu orang yang sudah berketetapan hati untuk menikah, dituntut untuk menjaga kelanggengan ikatan pernikahan mereka, begitu pula keutuhan bahtera rumah tangga yang dijalani.


Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah,


Agama kita memberikan kompas yang lengkap terhadap persoalan pernikahan. Islam menaruh perhatian besar pada institusi keluarga. Hukum keluarga dijelaskan begitu detail lagi rinci, dimulai dari memilih pasangan hidup, siapa yang boleh dan tidak boleh dinikahi, tata cara dalam perkawinan, etika hubungan suami-istri, menyambut kelahiran sang buah hati, pendidikan anak dan keluarga, kematian, bahkan sampai dengan pembagian warisan, semua lengkap aturannya.


Sebuah hadis Nabi saw. menyatakan perlunya “kriteria khusus” untuk mencari pasangan hidup. Secara eksplisit Nabi menyatakan bahwa agama dan akhlak seseorang merupakan prirotas serta pertimbangan utama.


Beliau bersabda, “Janganlah kamu menikahi wanita/pria karena kecantikannya atau ketampanannya, itulah yang menjerumuskan mereka. Janganlah kamu menikahi wanita/pria karena semata-mata hartanya. Mungkin sekali hartanya itulah yang menjadikan mereka jahat, tetapi menikahlah dengan wanita atau pria karena agama mereka. Sesungguhnya seorang wanita atau pria yang buruk roman mukanya lagi hitam kulitnya, tetapi dia berakhlak (beragama) mulia, maka itulah justru yang lebih utama.” (Riwayat Ibnu Majah)


Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah,


Dalam menjadi a long life struggle kehidupan berkeluarga, Islam memberikan tiga perkara pokok yang harus selalu diperhatikan. Tiga kata itu sangat familiar di telinga kita, meskipun sepintas mengandung istilah yang sama, akan tetapi jika ditelisik lebih dalam sesungguhnya memiliki arti yang berbeda. Ketiga kata kunci itu adalah mawaddah, rahmah, dan sakinah.


Pertama, mawaddah, yang berarti kelapangan dada dan kekosongan jiwa dari kehendak buruk. M. Quraish Shihab mengatakan mawaddah adalah cinta plus. Dalam menjalani kehidupan keluarga tentu tidaklah senantiasa berjalan mulus, terpaan masalah datang silih berganti.


Dalam kondisi seperti ini, sikap mawaddah harus dikedepankan. Di sinilah saatnya mengimprovisasi rasa cinta kepada pasangan. Bahwa kita menerima segala kekurangan yang ada, dan meyakini bahwa dia adalah pasangan terbaik kita pilihan Allah swt.


Kedua, rahmah, yang bermakna saling simpati, menghormati, dan menghargai antara satu dengan lainnya. Ungkapan itu harus “dibiasakan” dan seringkali ditunjukkan dalam bentuk ucapan. Alangkah indahnya dalam kehidupan rumah tangga antara suami-istri ringan hati mengucap terima kasih, minta maaf dari dan untuk pasangannya. Sikap kasih dalam rahmah dilandasi spiritualitas, yaitu kemampuan menorehkan kebermaknaan dalam kehidupan berkeluarga.


Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah,


Ketiga, adalah sakinah. Ternyata Islam belum merasa cukup ketika memberi bekal dengan untaian mawaddah dan rahmah saja, Alquran juga perlu menambah dengan kata kunci pokok yang sangat penting, yaitu sakinah.


Dirasa kurang pemupukan sifat mawaddah dan rahmah kalau tidak didukung kebutuhan dan kesadaran yang mendalam. Maka Islam mensyaratkan kedamaian, ketenteraman, keharmonisan, kekompakan, kehangatan, keadilan, kejujuran, dan keterbukaan yang diinspirasikan berlandaskan spiritualitas asas Ketuhanan. Keterpaduan ketiga sifat essensial ini merupakan kunci pokok dalam keberhasilan membina dan membangun kehidupan berkeluarga yang bahagia.

Editor : Komaruddin Bagja
Artikel Terkait
Seleb
19 jam lalu

Selamat! Andrew Andika Resmi Menikahi Violentina Kaif

Seleb
3 hari lalu

Profil Kim Ga Eun, Aktris Korea Selatan yang Baru Menikah di Usia 36 Tahun

Seleb
3 hari lalu

Selamat! Kim Ga Eun dan Yoon Sun Woo Akhirnya Menikah setelah 10 Tahun Pacaran

Seleb
11 hari lalu

Putri Erick Thohir Resmi Menikah dengan Moshe Darron Panjaitan, Maskawin Jadi Sorotan!

Berita Terkini
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
Network Updates
News updates from 99+ regions
Personalize Your News
Get your customized local news
Login to enjoy more features and let the fun begin.
Kanal