وَهُوَ الَّذِيْٓ اَرْسَلَ الرِّيٰحَ بُشْرًاۢ بَيْنَ يَدَيْ رَحْمَتِهٖۚ وَاَنْزَلْنَا مِنَ السَّمَاۤءِ مَاۤءً طَهُوْرًاۙ
"Dialah yang meniupkan angin (sebagai) pembawa kabar gembira dekat sebelum kedatangan rahmat-Nya (hujan); dan Kami turunkan dari langit air yang amat bersih" (QS. Surat Al Furqan: 48)
Hujan yang diturunkan Allah SWT dari atas langit itu untuk menghidupkan negeri (tanah) yang mati, dan memberi minum dengan air itu sebagian besar dari makhluk, binatang-binatang ternak dan manusia yang banyak.
Namun, hujan yang diberikan itu agar manusia bisa mengambil pelajaran atas kekuasaan dan kemurahan Allah, namun kebanyakan manusia itu tidak mau kecuali mengingkari (nikmat).
Ibnu Katsir menerangkan, ayat tersebut menggambarkan kemampuan Allah Yang Mahasempurna dan kekuasaan-Nya Yang Mahabesar, yaitu bahwa Dialah yang meniupkan angin sebagai pembawa kabar gembira akan datangnya awan sesudahnya.
Angin itu bermacam-macam sifat dan karakteristiknya; di antaranya ada angin yang membuyarkan awan, ada yang membawanya, ada yang menggiringnya, ada angin yang bertiup sebelum kedatangan awan yang membawa kabar gembira, ada angin yang kencang yang menyapu bumi, ada pula angin yang membuahi awan agar menurunkan hujannya.