7. Bulan yang Dilupakan Orang
Syaban letaknya diapit oleh dua bulan mulia, yakni Rajab dan Ramadhan, sehingga kerap kali “keistimewaanya” kurang mendapat perhatian, Sebagaimana Sabda Rasulullah:
ذاك شهر تغفل الناس عنه بين رجب ورمضان،
“Bulan Sya’ban adalah bulan yang (kemuliaannya) di lupakan orang, karena letaknya antara bulan Rajab dan bulan Ramadhan”. (HR. Abu Dawud dan An-Nasai).
8. Dikabulkan Hajat
Keutamaan Bulan Syaban berikutnya yakni dikabulkannya hajat. Dalam Kitab Sunan Ibn Majah juz 1 halaman 444, hadits nomor 1388:
عَنْ عَلِيِّ بْنِ أَبِيْ طَالِبٍ قَالَ قَالَ رَسُوْل اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ ( إِذَا كَانَتْ لَيْلَةُ النِّصْفِ مِنْ شَعْبَانَ فَقُوْمُوْا لَيْلَهَا وَصُوْمُوْا نَهَارَهَا . فَإِنَّ اللهَ يَنْزِلُ فِيْهَا لِغُرُوْبِ الشَّمْسِ إِلَى سَمَاءِ الدُّنْيَا . فَيَقُوْلُ أَلَا مِنْ مُسْتَغْفِرٍ لِيْ فَأَغْفِرَ لَهُ أَلَا مِنْ مُسْتَرْزِقٍ فَأَرْزُقَهُ أَلَا مُبْتَلًى فَأُعَافِيَهُ أَلَا كَذَا أَلَا كَذَا حَتَّى يَطْلُعَ الْفَجْرُ )
"Dari Ali bin Abu Thalib, beliau berkata: Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam bersabda:Apabila telah datang malam Nishfu Sya’ban, maka ber qiyamulailah pada malam harinya dan berpuasalah pada siang harinya, sesungguhnya (rahmat) Allah turun pada malam itu ke langit yang paling bawah ketika terbenamnya matahari, kemudian Allah menyeru “Adakah orang yang meminta maaf kepadaku, maka akan Aku ampuni. Adakah yang meminta rizqi, maka Aku akan melimpahkan rizqi kepadanya. Adakah orang yang sakit, maka akan Aku sembuhkan”. Dan hal-hal yang lain sampai terbitnya fajar”.
9. Bulan Berkah
Bulan Syaban merupakan bulan yang penuh keberkahan. Dalam sebuah riwayat disebutkan ketika Bulan Syaban tiba, Rasulullah SAW memanjatkan doa memohon keberkahan.
عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ قَالَ كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا دَخَلَ رَجَبٌ قَالَ اللَّهُمَّ بَارِكْ لَنَا فِي رَجَبٍ وَشَعْبَانَ وَبَارِكْ لَنَا فِي رَمَضَانَ وَكَانَ يَقُولُ لَيْلَةُ الْجُمُعَةِ غَرَّاءُ وَيَوْمُهَا أَزْهَرُ
Dari Anas bin Malik, ia berkata; Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam apabila memasuki bulan Rajab, maka beliau mengatakan: “allahumma barik lana fi rajabi wa sya’ban wa barik lana fi ramadlan (ya Allah, berkahilah kami di rajab dan sya’ban dan berkahilah kami di ramadhan) ” beliau bersabda: “Malam jum’at adalah mulia dan harinya terang benderang.” (Ahmad 2228)
10. Pindahnya Kiblat Umat Islam ke Kakbah
Sayyid Muhammad dalam kitab Madza fi Sya’ban menjelaskan, pada bulan Sya’ban terjadi beberapa peristiwa penting. Di antara peristiwa tersebut ialah peralihan arah kiblat umat muslim yang semula menghadap ke Baitul Maqdis di Palestina berubah ke arah Kakbah.
Demikian itu terjadi ketika Rasulullah Saw hijrah ke Madinah, kebanyakan penduduk Madinah saat itu terdiri atas orang-orang Yahudi. Maka Allah memerintahkannya agar menghadap ke arah Baitul Maqdis. Melihat hal ini orang-orang Yahudi merasa gembira.
Rasulullah Saw.menghadap ke Baitul Maqdis selama belasan bulan, padahal beliau sendiri menyukai kiblat Nabi Ibrahim as.
Nabi Saw selalu berdoa kepada Allah serta sering memandang ke langit (menunggu-nunggu wahyu). Maka Allah Swt menurunkan firman-Nya: Sungguh Kami (sering) melihat mukamu menengadah ke langit. (Al-Baqarah: 144)
Demikian pembahasan mengenai doa di Bulan Syaban, latin, arti dan keutamaannya untuk diamalkan menyambut bulan yang menjadi pintu gerbang Bulan Ramadhan.
Wallahu A'lam