JAKARTA, iNews.id - Umat Islam dianjurkan untuk membaca doa Allahumma innaka 'afuwwun tuhibbul afwa fa'fu 'anni pada 10 hari terakhir Bulan Ramadhan. Doa itu diamalkan dengan harapan mendapat kemuliaan malam lailatu qadar yang disebut malam yang lebih baik dari seribu bulan.
Lailatul Qadar merupakan salah satu momen yang paling ditunggu umat Islam di Bulan Ramadhan. Malam itu disebut dalam Alquran dan hadits malam istimewa yang lebih baik dari 1.000 bulan.
Para ulama menjelaskan bahwa malam Lailatul Qadar itu lebih afdal daripada melakukan ibadah-ibadah selama 1.000 bulan yang di dalamnya tidak terdapat Lailatul Qadar.
Hal itu disebutkan dalam Alquran, Surat Al Qadar. Allah SWT berfirman:
إِنَّا أَنزلْنَاهُ فِي لَيْلَةِ الْقَدْرِ وَمَا أَدْرَاكَ مَا لَيْلَةُ الْقَدْرِ لَيْلَةُ الْقَدْرِ خَيْرٌ مِنْ أَلْفِ شَهْرٍ
Artinya: Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al-Qur’an) pada malam kemuliaan. Dan tahukah kamu apakah malam kemuliaan itu? Malam kemuliaan itu lebih baik daripada seribu bulan' (Al-Qadar: 1-3)
Di malam itu malaikat-malaikat Allah turun ke bumi untuk mengucapkan salam kepada orang yang berpuasa dan memohonkan ampunan-Nya.
Saiyid Mahadhir dalam bukuny Bekal Ramadhan & Idul Fithri 5: I'tikaf menjelaskan, Lailatul Qadar terdiri atas dua kata yakni, lailah dan al dae. Secara bahasa, lailah artinya malam, sedangkan kata al qadr setidaknya ada tiga artinya yakni, penetapan, kemuliaan dan sempit. Secara istilah lailatul qadar bisa diartikan malam penetapan atau malam kemuliaan.
Direktur Rumah Fiqih Indonesia, Ustaz Ahmad Sarwat MA menjelaskan, Lailatul Qadar dipahami oleh sebagian ulama sebagai malam mulia tiada bandingnya. Malam itu mulia karena terpilih sebagai malam turunnya Al Quran.
Mufasir Indonesia, Quraish Shihab dalam bukunya “Membumikan Alquran” menjelaskan, kata qadar paling tidak digunakan untuk tiga arti: Penetapan dan pengaturan sehingga Lailatul Qadar dipahami sebagai malam penetapan Allah bagi perjalanan hidup manusia.
Ada ulama yang memahami penetapan itu dalam batas setahun. Alquran yang turun pada malam Lailatul qadar diartikan bahwa pada malam itu Allah SWT mengatur dan menetapkan khittah dan strategi bagi Nabi-Nya, Muhammad SAW, guna mengajak manusia kepada agama yang benar yang pada akhirnya akan menetapkan perjalanan sejarahumat manusia, baik sebagai individu maupun kelompok.
"Malam tersebut adalah malam mulia yang tiada bandingnya. Ia mulia karenaterpilih sebagai malam turunnya Alquran serta karena ia menjadi titik tolak dari segala kemuliaan yang dapat diraih," kata Quraish Shihab.
اللَّهُمَّ إِنَّكَ عَفُوٌّ تُحِبُّ الْعَفْوَ فَاعْفُ عَنِّي
Latin: Allahumma Innaka 'afuwwun tuhibbul'afwa fa'fu 'annii
Artinya: Ya Allah, sesungguhnya Engkau Maha Pemaaf suka memberi maaf, maka maafkanlah daku".
Doa tersebut bersumber dari hadits yang diriwayatkan Imam Ahmad. Diriwayatkan bahwa istri Rasulullah SAW, Siti Aisyah radhiallahu 'anha pernah bertanya, "Wahai Rasulullah, jika aku menjumpai malam kemuliaan, apakah yang harus aku ucapkan?" Rasulullah SAW menjawab:
قُولِي اللَّهُمَّ إِنَّكَ عَفُوٌّ تُحِبُّ الْعَفْوَ فَاعْفُ عَنِّي
Artinya: Ucapkanlah olehmu, "Ya Allah, sesungguhnya Engkau Maha Pemaaf dan suka memaafkan, maka maafkanlah daku.”
اللهم إنا نسألك رضاك والجنة ونعوذ بك من سختك والنار، اللَّهُمَّ إِنَّكَ عَفُوٌّ كَرِيمٌ تُحِبُّ الْعَفْوَ فَاعْفُ عَنِّا.
Latin: Allahumma innaa nas'aluka ridhaaka wal jannah wa na'udzubika min sakhathika wa naaar allaahumma innaka 'afuwwun kariim tuhibbul 'afwa fa'fu 'annaa.
Artinya: Ya Allah, kami memohon keridhoan-Mu dan Surga dan kami berlindung kepada Mu dari murka dan siksaan api neraka.. Ya Allah sesungguhnya engkau maha pemaan dan maha pemudah, ENgkau menyukai ampunan maka maafkanlah kami.