JAKARTA, iNews.id - Deretan fakta malam 1 Suro berikut patut untuk diketahui. Malam 1 Suro sendiri kerap diperingati sebagai malam pergantian tahun di dalam kalender Jawa.
Melansir dari situs Kemdikbud RI pada Senin (17/7/2023), Satu Suro adalah awal bulan pertama dalam kalender Jawa atau merupakan malam menjelang 1 Muharram. Bagi orang Jawa, malam tersebut terasa sangat sakral hingga diperingati dengan perayaan khusus.
Di Keraton Solo, bahkan selalu ada kirab dan arak-arakan di setiap malam 1 Suro. Beberapa orang juga melakukan ritual khusus, seperti siraman hingga bertapa.
Adapun sederet fakta mengenai malam 1 Suro adalah sebagai berikut.
Dulunya, masyarakat Jawa menggunakan sistem penanggalan Saka yang dipakai turun-temurun oleh umat Hindu. Namun saat Raja Mataram Sultan Agung menjabat, sistem penanggalan diubah menjadi gabungan dari kalender Hijriah (Islam), Masehi, dan Saka.
Hal itu dilakukan guna memperluas ajaran Islam tanpa memecah belah persatuan masyarakat yang sudah lebih dahulu menggunakan kalender Saka. Kemudian, penyatuan kalender dilakukan dengan dimulai sejak Jumat Legi bulan Jumadil akhir tahun 1555 Saka atau 8 Juli 1633 Masehi.
Dari kalender baru yang digunakan, Satu Suro adalah hari pertama. Sedangkan di kalender Hijriah, hari tersebut bertepatan dengan tanggal 1 bulan Muharram.
Nama Suro digunakan sebagai nama bulan Muharram karena mengacu pada penamaan hari kesepuluh atau hari Asyura dalam bulan tersebut. Hari yang istimewa bagi umat Islam itu juga menjelma menjadi bulan yang kerap dinantikan oleh masyarakat Jawa.