JAKARTA, iNews.id - Hadits cinta tanah air penting muslim pahami agar semakin kokoh kecintaannya terhadap bangsa dan negaranya. Islam pun menekankan umatnya untuk mencintai Tanah Air-nya dengan mempertahankan kedaulatan bangsanya.
Cinta tanah air adalah sebuah rasa yang wajib dimiliki seluruh warga negara karena itu dapat menjadi benteng yang kokoh sebuah bangsa.
Dalam sejarah perjuangan dan kemerdekaan bangsa Indonesia, semangat nasionalisme dan cinta tanah air adalah semangat semua kekuatan bangsa Indonesia untuk melepaskan diri dari tindakan sewenang-wenang penjajah.
Karena itu, para ulama dan pendiri bangsa sejak dulu selalu menanamkan semangat nasionalisme dan cinta terhadap tanah airnya.
Dalam ungkapan Arab yakni Hubbul Wathan minal Iman mengandung makna bahwa cinta tanah air atau nasionalisme merupakan sebagian dari iman. Hal ini sangat selaras dengan hadits yang disabdakan Rasulullah saat beliau dan para Sahabat hijrah ke Madinah.
Berikut hadits tentang cinta tanah air dan artinya.
عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: مَا أَطْيَبَكِ مِنْ بَلْدَةٍ وَأَحَبَّكِ إِلَيَّ، وَلَوْلَا أَنَّ قَوْمِي أَخْرَجُونِي مِنْكِ، مَا سَكَنْتُ غَيْرَكِ
Artinya: “Dari Ibn Abbas ra, Rasulullah bersabda, ‘Wahai Makkah, alangkah indahnya engkau sebagai negeri dan aku sangat mencintaimu, seandainya kaumku tidak mengusirku darimu, maka aku tidak akan tinggal di negeri selainmu’” (HR. Ibn Hibban).
Dalam hadits tersebut, Rasulullah SAW sangat mecintai tanah kelahirannya yakni Mekkah. Seandainya nabi tidak diusir oleh kafir Quraisy, niscaya Nabi SAW tidak akan hijrah ke Madinah.
Hadits tentang cinta tanah air berikutnya yakni doa Rasulullah SAW yang menunjukkan kecintaannya kepada Makkah dan Madinah.
اللَّهُمَّ حَبِّبْ إِلَيْنَا الْمَدِينَةَ كَحُبِّنَا مَكَّةَ أَوْ أَشَدَّ (رواه البخارى
Artinya: “Ya Allah, jadikan kami cinta Madinah, sebagaimana cinta kami kepada Makkah, atau melebihi Makkah” (HR al-Bukhari).
حَدَّثَنَا قُتَيْبَةُ، حَدَّثَنَا إِسْمَاعِيلُ بْنُ جَعْفَرٍ، عَنْ حُمَيْدٍ، عَنْ أَنَسٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ، «أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، كَانَ إِذَا قَدِمَ مِنْ سَفَرٍ، فَنَظَرَ إِلَى جُدُرَاتِ المَدِينَةِ، أَوْضَعَ رَاحِلَتَهُ وَإِنْ كَانَ عَلَى دَابَّةٍ حَرَّكَهَا مِنْ حُبِّهَا»
Artinya: Ketika Rasulullah hendak datang dari bepergian, beliau mempercepat jalannya kendaraan yang ditunggangi setelah melihat dinding kota Madinah. Bahkan beliau sampai menggerak-gerakan binatang yang dikendarainya tersebut. Semua itu dilakukan sebagai bentuk kecintaan beliau terhadap tanah airnya. " (HR. Bukhari).