Untuk menjawab pertanyaan bisakah seseorang bertemu langsung dengan Nabi Muhammad saw., ada riwayat lain yang perlu diteliti dan merupakan kunci untuk memahami hadis mimpi bertemu Nabi Muhammad saw, yaitu sebuah hadis riwayat Muslim dan Abu Dawud melalui jalur Abu Hurairah ra. Berikut teks hadis tersebut:
مَنْ رَآنِى فِى الْمَنَامِ فَسَيَرَانِى فِى الْيَقَظَةِ أَوْ لَكَأَنَّمَا رَآنِى فِى الْيَقَظَةِ لاَ يَتَمَثَّلُ الشَّيْطَانُ بِى
“Siapa yang melihatku saat mimpi, maka ia akan melihatku dalam keadaan sadar atau seakan-akan ia telah melihatku. Dan syetan tidak bisa menyerupai diriku.”
Menurut al-Nawawi, maksud lafazh فسيراني في اليقظة mengandung tiga pengertian, yaitu:
1. Bagi orang-orang yang sezaman dengan Nabi Muhammad saw. namun tidak sempat berhijrah, lalu orang tersebut bermimpi melihat Nabi Muhammad saw. maka Allah akan memberikan taufiq-Nya kepada mereka sehingga bisa bertemu Nabi Muhammad saw.;
2. Akan bertemu Nabi Muhammad saw. di akhirat sebagai pembenaran mimpinya, karena di akhirat setiap umat Nabi Muhammad saw. baik yang pernah bertemu maupun belu, akan mengalami pertemuan langsung dengan beliau;
3. Melihat Nabi di akhirat secara dekat dan mendapat syafa’atnya.
Menurut Ibnu Hajar al-‘Asqalani, penafsiran terhadap hadis mimpi bertemu Nabi yang diriwayatkan oleh al-Bukhari dibagi menjadi enam pendapat, yaitu:
1. Hadis tersebut harus dipahami secara perumpamaan (tasybîh), karena diperkuat dengan riwayat lain yang redaksi lafazhnya menunjukkan arti perumpamaan (لَكَأَنَّمَا).
2. Orang yang mimpi bertemu Nabi akan melihat kebenaran, baik secara nyata maupun hanya ta’bir saja.
3. Hadis tersebut dikhususkan kepada orang-orang yang sezaman dengan Nabi Muhammad saw. dan bagi orang yang beriman kepada Nabi yang belum sempat melihatnya.
4. Bahwa orang mimpi tersebut akan melihat Nabi, seperti ketika bercermin, namun hal tersebut sangat mustahil.
5. Maknanya bahwa ia akan melihat Nabi Muhammad saw. pada hari kiamat dan tidak dikhususkan bagi mereka yang telah mimpi bertemu dengan Nabi saja.
6. Orang yang mimpi melihat Nabi, ia akan melihatnya secara nyata. Namun pendapat ini masih diperdebatkan.