Keutamaan Bulan Syaban, Salah Satunya Amal-Amal Manusia Diangkat kepada Allah Ta’ala

Komaruddin Bagja
Keutamaan Bulan Syaban (Foto: Istimewa)

JAKARTA, iNews.id - Keutamaan Bulan Syaban sangatlah besar, di mana bulan ini dianggap sebagai waktu yang penuh berkah dan persiapan menjelang bulan suci Ramadan. Syaban adalah bulan ke-8 dalam kalender Hijriyah, dan banyak umat Muslim memanfaatkannya untuk meningkatkan ibadah, memperbanyak doa, serta melakukan amal kebaikan. 

Dalam hadis, Nabi Muhammad SAW mendorong umatnya untuk memperbanyak puasa dan amal shalih selama bulan ini, karena Allah SWT akan mencurahkan rahmat-Nya kepada hamba-hamba-Nya yang berusaha mendekatkan diri kepada-Nya. 

Definisi Bulan Sya’ban

Bulan Sya’ban (شَعْبَانَ) dinamakan demikian karena berasal dari kata شَعْبٌ yang berarti kelompok atau golongan. Nama ini merujuk pada kebiasaan orang-orang Arab di masa lalu yang berpencar-pencar (يَتَشَاعَب) untuk mencari sumber air selama bulan tersebut. 

Selain itu, mereka juga sering terpencar (تَشَاعُب) ke dalam gua-gua. Disebut Sya’ban juga karena bulan ini muncul (شَعَبَ) di antara dua bulan yang mulia, yaitu Rajab dan Ramadan. Bentuk jamak dari kata Sya’ban adalah شَعَبَنَات dan شَعَابِيْن. Al-Hafizh Ibnu Hajar rahimahullah menjelaskan, “Bulan ini dinamakan Sya’ban karena pada bulan tersebut orang-orang sibuk mencari air atau sumur setelah berlalunya bulan Rajab yang mulia. 

Keutamaan Bulan Sya’ban

1.Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam Sering Berpuasa di Bulan Sya’ban

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam dikenal sering berpuasa di bulan Sya’ban. Hal ini berdasarkan riwayat dari ‘Aisyah Radhiyallahu anhuma yang menyatakan, “Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam selalu berpuasa hingga kami mengira beliau tidak pernah berbuka; dan kadang beliau berbuka hingga kami mengira beliau tidak pernah berpuasa.” Aisyah melanjutkan,

…وَمَا رَأَيْتُ رَسُوْلُ اللهِ صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم اسْتَكْمَلَ صِيَامَ شَهْرٍ إِلَّا رَمَضَانَ ، وَمَا رَأَيْتُهُ أَكْثَرَ صِيَامًا مِنْهُ فِـيْ شَعْبَانَ.

“Aku tidak melihat Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam menyempurnakan puasa sebulan, kecuali Ramadhan. Dan aku tidak melihat beliau berpuasa lebih banyak dari bulan-bulan yang lain melainkan pada bulan Sya’ban.” (Shahih: HR. Al-Bukhari (no. 1969) dan Muslim (no. 1156 (175)).

عَنْ أَبِيْ سَلَمَةَ، أَنَّ عَائِشَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا حَدَّثَتْهُ قَالَتْ: لَمْ يَكُنِ النَّبِيُّ صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم يَصُوْمُ شَهْرًا أَكْثَرَ مِنْ شَعْبَانَ، وَكَانَ يَصُوْمُ شَعْبَانَ كُلَّهُ، وَكَانَ يَقُوْلُ: خُذُوْا مِنَ الْعَمَلِ مَا تَطِيْقُونَ، فَإِنَّ اللهَ لَا يَمَلُّ حَتَّى تَمَلُّوْا، وَأَحَبُّ الصَّلَاةِ عَلَى النَّبِيِّ صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم مَا دَوْمِ عَلَيْهِ وَإِنْ قَلَّتْ، وَكَانَ إِذَا صَلَّى صَلَاةً دَوَّمَ عَلَيْهَا.

Dari Abu Salamah, ‘Aisyah Radhiyallahu anhuma menceritakan bahwa Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak pernah berpuasa pada bulan yang lebih banyak daripada bulan Sya’ban. Beliau berpuasa penuh di bulan Sya’ban dan bersabda: “Lakukanlah amalan (sunnah) semampu kalian. Sesungguhnya Allah tidak akan merasa bosan hingga kalian merasa bosan.” Shalat yang paling dicintai Nabi adalah shalat yang dilakukan secara konsisten, meskipun sedikit. (Shahih: HR. al-Bukhari (no. 1970)) dan Muslim (no. 782).

Jika beliau mengerjakan suatu shalat, beliau melakukannya secara konsisten.

عَنْ عَبْدِ اللهِ بْنِ قَيْسٍ أَنَّهُ سَمِعَ عَائِشَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا تَقُوْل: كَانَ أَحَبُّ الشُّهُوْرِ إِلَى رَسُوْلِ اللهِ صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم أَنْ يَصُوْمَهُ شَعْبَان ثُمَّ يَوْمَهُ بِرَمَدَن.

Dari Abdullah bin Abi Qays, dia mendengar ‘Aisyah Radhiyallahu anhuma berkata: “Bulan yang paling disukai Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam untuk berpuasa adalah bulan Sya’ban, karena beliau menyambungkan puasa bulan itu dengan puasa bulan Ramadhan.” (Shahih: HR. Ahmad (VI/188), Abu Dawud (no. 2431), an-Nasaa-i (IV/199), Ibnu Khuzaimah (no. 2077), dan al-Hakim (I/434).

2.Bulan Sya’ban adalah Bulan Diangkatnya Amal-amal Manusia kepada Allah Ta’ala

Salah satu keutamaan lainnya adalah bulan Sya’ban merupakan waktu diangkatnya amal-amal manusia kepada Allah Ta’ala. Usamah bin Zaid Radhiyallahu anhu menyampaikan bahwa ia bertanya kepada Rasulullah, “Wahai Rasulullah, saya tidak melihat engkau berpuasa di bulan lain seperti engkau berpuasa di bulan Sya’ban.”

Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab,

ذٰلِكَ شَهْرٌ يَغْفُلُ النَّاسُ عَنْهُ بَيْنَ رَجَبٍ وَرَمَضَن، وَهُو شَهَرٌ تُرْفَعُ فِي الْأَعْمَال إِلَى رَبِّ الْعَالَمِينَ، فَأُحِبُّ أَنْ يُرْفَع عَمَلِي وَأَنَا صائِمٌ.

“Bulan itu adalah bulan yang sering dilupakan orang, yaitu antara Rajab dan Ramadhan, dan merupakan bulan diangkatnya amal-amal kepada Rabb semesta alam. Aku ingin amalanku diangkat dalam keadaan aku sedang berpuasa.”(Hasan: HR. An-Nasaa-i (IV/201), Ahmad (V/201), dan dihasankan oleh Syaikh al-Albani dalam Silsilah al-Ahaadiits ash-Shahiihah (no. 1898)) . 

3.Memperbanyak Puasa di Bulan Sya’ban

Memperbanyak puasa di bulan Sya’ban sangat bermanfaat untuk mempersiapkan badan dan hati agar lebih siap menyambut bulan Ramadhan dalam menjalani ketaatan kepada Allah Tabaraka wa Ta’ala.6

(Lihat Lathaaiful Ma’aarif (hlm. 258).

 Larangan Berpuasa di Pertengahan Bulan Sya’ban

Dari Abu Hurairah Radhiyallahu anhu, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

إِذَا انْتَصَفَ شَعْبَن فَلَا تَصُومُوا.

“Jika memasuki pertengahan bulan Sya’ban, maka janganlah kalian berpuasa.”(Shahih: HR. Abu Dawud (no. 2337), at-Tirmidzi (no. 738), ad-Darimi (II/17), Ibnu Majah (no. 1651), Ahmad (II/442), dan lainnya. At-Tirmidzi berkata: Hadits ini hasan Shahih. Lihat Shahiih Sunan Abi Dawud (no. 2025)). 

Larangan ini ditujukan bagi mereka yang baru mulai puasa dari pertengahan Sya’ban atau bagi yang akan merasa lemah jika berpuasa. Namun, bagi mereka yang sudah terbiasa melakukan puasa sunnah dan kuat saat melaksanakannya, dianjurkan untuk berpuasa dari awal Sya’ban hingga dua hari menjelang Ramadhan. Mengawali Ramadhan dengan puasa sehari atau dua hari diperbolehkan bagi mereka yang sudah terbiasa berpuasa.

Dari Abu Hurairah Radhiyallahu anhu, Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

لَا يَتَقَدَّمَنَّ أَحَدٌ مِنكُمْ رَمَدَن بِصَوْمٍ يَوْمٍ أَوْ يَوْمَيْنٍ إِلَّا أَنْ يَقُون رَجُلٌ كَن يَقُون صَوْمًا فَلْيَقُمْ ذَلِكَ الْيَوْم.

“Jangan sekali-kali salah seorang di antara kalian mendahului puasa Ramadhan dengan melakukan puasa sehari atau dua hari sebelumnya, kecuali jika seseorang itu terbiasa berpuasa pada hari tersebut, maka silakan dia berpuasa.”

Amalan-Amalan Sunnah di Bulan Sya’ban

Terdapat beberapa amalan yang dilakukan oleh Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam khususnya pada bulan Sya’ban.

1.Memperbanyak Puasa Sunnah

‘Aisyah Radhiyallahu anhuma menyatakan, “Bulan yang paling dicintai Rasulullah untuk berpuasa adalah (bulan) Sya’ban, kemudian beliau menyambungkannya dengan Ramadhan.”

2.Memperbanyak Amal Ketaatan pada Waktu-waktu yang Banyak Manusia Lalai Darinya

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

ذٰلِكَ شَهْرٌ يَغْفُلُ النَّاسُ عَنْهُ بَيْنَ رَجَبٍ وَرَمَضَانَ…

“Bulan itu adalah bulan yang sering dilupakan orang, yaitu antara Rajab dan Ramadhan…”

Hadis ini menunjukkan anjuran untuk menghidupkan waktu-waktu yang sering diabaikan orang dengan amal-amal shalih dan ketaatan.

3.Memperbanyak Amalan Shalih

Pada bulan Sya’ban, amal-amal seluruh manusia akan diangkat kepada Allah Azza wa Jalla. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

… وَهُوَ شَهْرٌ تُرْفَعُ فِيْهِ الْأَعْمَالُ إِلَى رَبِّ الْعَالَمِينَ، فَأُحِبُّ أَنْ يُرْفَعَ عَمَلِي وَأَنَا صَائِمٌ.

“… Di bulan ini, amal-amal manusia diangkat kepada Allah Rabb semesta alam, maka aku senang jika saat amalanku diangkat aku dalam keadaan berpuasa.”

Oleh karena itu, perbanyaklah amal shalih di bulan Sya’ban dengan cara:

Melaksanakan shalat lima waktu beserta sunnah rawatibnya. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

…فَعَلَيْكُمْ بِالصَّلَاةِ فِيْ بُيُوتِكُمْ ، فَإِنَّ خَيْرَ صَلَاةِ الْمَرْءِ فِيْ بَيْتِهِ إِلَّا الصَّلَاةَ الْمَكْتُوْبَةَ.

“Kerjakanlah shalat (sunnah) di rumah kalian, karena sebaik-baik shalat seseorang adalah yang dilakukan di rumahnya, kecuali shalat wajib.”

4.Shalat Tahajud, Witir, Shalat Dhuha

5.Membaca Al-Qur’an, mengkhatamkan, dan memahami isinya.

6.Memperbanyak dzikir kepada Allah, membaca dzikir pagi dan petang, serta menghafal dan memahami artinya.

7.Memperbanyak sedekah, baik berupa uang maupun makanan.

8.Membantu dan menolong orang-orang yang membutuhkan, termasuk orang sakit dan mereka yang mengalami kesulitan, serta mendamaikan pihak-pihak yang bersengketa.

Editor : Komaruddin Bagja
Artikel Terkait
Muslim
8 bulan lalu

Batas Waktu Mengganti Puasa Ramadhan 2025, Catat Tanggalnya Jangan Sampai Lewat

Muslim
8 bulan lalu

Bolehkah Puasa Ganti setelah Nisfu Syaban? Begini Kata Ulama

Muslim
8 bulan lalu

Niat Puasa Nisfu Syaban Sekaligus Qadha Ramadhan, Lengkap Tata Cara dan Keutamaan

Muslim
8 bulan lalu

Teks Khutbah Jumat Nisfu Syaban 2025 dan Keutamaannya

Berita Terkini
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
Network Updates
News updates from 99+ regions
Personalize Your News
Get your customized local news
Login to enjoy more features and let the fun begin.
Kanal