JAKARTA, iNews.id - Khutbah Jumat Bulan Syawal 2022 tentang hikmah Puasa Ramadhan. Bulan Syawal merupakan bulan untuk meningkatkan ketakwaan sekaligus mengimplementasikan nilai-nilai puasa Ramadhan yang telah dijalani.
Di bulan Syawal ini, Muslim dianjurkan untuk semakin meningkatkan ibadah serta amalan kepada Allah SWT setelah selama sebulan digembleng menjalankan puasa dan sholat malam.
Karena itu, di Bulan Syawal ini Muslim dituntut istikamah atas apa yang telah dilakoni selama Ramadhan. Disiplin waktu baik saat imsak maupun berbuka puasa di Bulan Ramadhan harus terus ditularkan di bulan ini dan bulan berikutnya.
Bulan Syawal juga menjadi tolok ukur tanda ketakwaan dan meningkatnya iman seseorang. Sebab, biasanya selepas puasa Ramadhan, ibadah dan ketakwaan seseorang kendur.
Berikut teks khutbah Jumat Bulan Syawal 2022 tentang Hikmah Puasa Ramadhan dilansir dari laman dakwahnu.id.
اَلْحَمْدُ لِلهِ الَّذِيْ وَفَّقَ مَنْ شَاءَ مِنْ خَلْقِهِ بِفَضْلِهِ وَكَرَمِهِ، وَخَذَلَ مَنْ شَاءَ مِنْ خَلْقِهِ بِمَشِيْئَتِهِ وَعَدْلِهِ. وَأَشْهَدُ أَنْ لَّا إِلٰهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، وَلَا شَبِيْهَ وَلَا مِثْلَ وَلَا نِدَّ لَهُ، وَلَا حَدَّ وَلَا جُثَّةَ وَلَا أَعْضَاءَ لَهُ. وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا وَحَبِيْبَنَا وَعَظِيْمَنَا وَقَائِدَنَا وَقُرَّةَ أَعْيُنِنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ، وَصَفِيُّهُ وَحَبِيْبُهُ. اَللهم صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدِ بْنِ عَبْدِ اللهِ، وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ وَّالَاهُ، وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ، وَلَا حَوْلَ وَلَا قُوَّةَ إِلَّا بِاللهِ. أَمَّا بَعْدُ، فَإِنِّي أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ الْعَلِيِّ الْعَظِيْمِ الْقَائِلِ فِيْ مُحْكَمِ كِتَابِهِ: إِنَّ عِدَّةَ الشُّهُورِ عِنْدَ اللَّهِ اثْنَا عَشَرَ شَهْرًا فِي كِتَابِ اللَّهِ يَوْمَ خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ مِنْهَا أَرْبَعَةٌ حُرُمٌ (التوبة: ٣٦)
Ma’asyiral muslimin rahimakumullah,
Mengawali khutbah yang singkat ini, khatib berwasiat untuk senantiasa berusaha meningkatkan ketakwaan dan keimanan kita kepada Allah subhanahu wa ta’ala dengan menjalankan semua kewajiban dan menjauhkan diri dari segala yang dilarang dan diharamkan.
Sebagai muslim sejati, tentu sedih karena telah ditinggalkan Bulan Ramadhan yakni bulan yang penuh dengan kemuliaan, bulan yang penuh dengan ampunan, bulan yang penuh dengan rahmat Allah Subhanahu Wa Ta’ala. Tetapi itulah siklus kehidupan.
Walaupun Ramadhan telah berlalu, hendaknya kita menjaga spirit yang diajarkan di dalam bulan mulai ini ketika kita berada di luar bulan Ramadan.