Padahal di sinilah porosnya, perbaikan dan kedamaian manusia hanya bersumber dari dalamnya. Inilah jantung kehidupan mereka, namun mereka tidak merasa memilikinya, lalu bagaimanakah kehidupan, jika tanpa jantung di dalamnya?
Allah berfirman,
إِنَّمَا يَعْمُرُ مَسَاجِدَ اللَّهِ مَنْ آَمَنَ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآَخِرِ وَأَقَامَ الصَّلَاةَ وَآَتَى الزَّكَاةَ وَلَمْ يَخْشَ إِلَّا اللَّهَ فَعَسَى أُولَئِكَ أَنْ يَكُونُوا مِنَ الْمُهْتَدِينَ
Artinya: Hanya yang memakmurkan masjid-masjid Allah ialah orang-orang yang beriman kepada Allah dan Hari kemudian, serta tetap mendirikan shalat, emnunaikan zakat dan tidak takut (kepada siapapun) selain kepada Allah, maka merekalah orang-orang yang diharapkan termasuk golongan orang-orang yang mendapat petunjuk. (QS. At-Taubah : 18)
Ayat di atas dengan tegas menyatakan hubungan yang sangat erat antar keimanan dengan kemakmuran masjid, bahwa ciri utama orang yang memakmurkan masjid adalah beriman kepada Allah dan hari akhir. Berdasarkan ayat ini sebagian ulama menyatakan, bahwa orang-orang yang tidak memakmurkan masjid, masih diragukan lagi kesempurnaan iman mereka.
“apabila kamu melihat seseorang pergi ke, pulang dari masjid, maka saksikanlah bahwa dia adalah beriman”. (HR.Tarmidzi dan Ibnu Majah)
Kenyataan yang kita lihat adalah sebagian pendiri masjid hanya mau memasukinya pada saat-saat tertentu pada hari jumat saja, idul fitri, acara maulidan atau pada saat ia mau saja padahal masjid itu harus dimakmurkan 24 jam lebih-lebih dengan sholat berjamaah.ini harus kita akui karena seperti itulah kenyataannya. semangat beribadah dimasjid hanya terlihat pada bulan Ramadan saja setelahnya ibadah itu raib oleh kemalasan kita.
Hadirin Sidang Jumat yang Dirahmati Allah,
Seandainya masalah memakmurkan masjid ini telah dikaitkan dengan kesempurnaan iman seseorang, maka lazim setip muslim bertanggung jawab atasnya. Namun, selain sebagai tuntutan, Allah swt senantiasa menawarkan berbagai keuntamaan dibalik tanggung jawab tersebut, sebagai balasan dan kasih sayang Allah terhadap umat ini. Bahkan Allah telah berjanji di dalam hadits Qudsi,yang artinya:
“Tujuh golongan akan dinaungi Allah dalam naungan-Nya pada hari tiada naungan selain naungan-Nya (diantaranya ialah): “seorang laki-laki yang hatinya senantiasa terpaut kepada masjid.” (H.R Bukhari dan Muslim).