Sahabat Abu Bakar balik bertanya, "Apakah dia telah mengatakan hal itu?" Mereka menjawab, "Ya, benar." Maka Abu Bakar berkata, "Saya bersaksi bahwa sesungguhnya jika dia (Nabi SAW) benar-benar mengatakan hal itu, sungguh dia (Rasulullah) adalah benar."
Mereka bertanya, "Apakah kamu (Abu Bakar) percaya, sekalipun dia (Rasulullah SAW) mengatakan bahwa dirinya datang ke negeri Syam, lalu kembali ke Mekah dalam satu malam sebelum pagi hari tiba?" Sahabat Abu Bakar menjawab, "Ya, saya percaya kepadanya (Nabi SAW) lebih jauh dari itu. Saya percaya kepadanya akan berita dari langit."
Abu Salamah mengatakan bahwa karena peristiwa tersebut, maka Abu Bakar dijuluki dengan panggilan " Ash-Shiddiq".
Cinta Rasulullah
Abu Bakar sudah sangat percaya dengan apa pun yang dikatakan Rasulullah Saw, tanpa menyisakan keraguan sekalipun hanyalah sedikit.
Hal ini dijabarkan Rasulullah SAW, dalam salah satu sabdanya:
“Setiap orang yang aku seru ke Islam akan mempunyai keraguan atau paling tidak mempunyai pertanyaan tentang-Ku atau Islam. Abu Bakar adalah satu satunya orang yang tidak bertanya apapun ketika aku mengundangnya dan tidak ada keraguan sedikit pun … “
Abu Bakar juga yang senantiasa menjadi pelindung Rasullullah SAW, bahkan rela mati.
Dakwah yang dilakukan Nabi Muhammad SAW kepada kaum Quraisy terus mendapat tentangan dan serangan hingga makar pembunuhan. Mereka semakin membenci ajakan Rasulullah untuk beriman kepada Allah SWT.
Di masa yang sulit itu, Nabi SAW kemudian memerintahkan kepada para sahabatnya untuk sembunyi-sembunyi hijrah dari Mekah ke Madinah. Sedangkan Nabi SAW dan beberapa sahabatnya masih tinggal di di Mekkah. Nabi menunggu turunnya ayat dari Allah untuk pergi hijrah.
Tepat tanggal 26 Shafar 622 Masehi atau tepat 17 Juni, Nabi Muhammad SAW didampingi Sayyidina Abu Bakar Ash Shiddiq pergi ke Goa Tsur.
Nabi SAW memberi tahu Abu Bakar bahwa harus pergi hijrah malam itu dan menunjuk Abu Bakar untuk menyertainya.