Ketika Sulaiman keluar dari kamar kecilnya, berkatalah ia kepada istrinya, "Kemarikanlah cincinku!" Jaradah menjawab, "Bukankah tadi telah kuberikan kepada Sulaiman?" Sulaiman as berkata, "Akulah Sulaiman." Jaradah menjawab, "Kamu dusta, bukan Sulaiman."
Kemudian Sakhr menyerupakan dirinya dengan Suliaman; ia datang ke kerajaannya, lalu duduk di atas singgasananya. Sejak saat itu Sakhr menguasai seluruh kerajaan milik Nabi Sulaiman, kecuali istri-istri Nabi Sulaiman. Sakhr menjalankan roda pemerintahan dan memutuskan peradilan di antara mereka, tetapi mereka memprotes banyak hal yang telah diputuskannya, hingga mereka mengatakan, "Sesungguhnya Nabi Allah mendapat cobaan."
Sejak saat itu tidak sekali-kali ia mendatangi seseorang dan mengatakan kepadanya.”Akulah Sulaiman," melainkan orang itu mendustakannya, hingga anak-anak kecil melemparinya dengan batu. Ketika Sulaiman menyaksikan kenyataan ini, maka sadarlah ia bahwa ini merupakan perintah (ujian) dari Allah SWT.
Sedangkan setan itu bangkit dan memutuskan perkara di antara manusia (rakyat kerajaan Nabi Sulaiman). Dan ketika Allah menghendaki akan mengembalikan kerajaan kepada Sulaiman as, Allah menanamkan rasa ingkar dan benci terhadap setan yang menyerupakan dirinya dengan rupa Sulaiman itu.
Maka orang-orang mengirimkan utusan untuk menghadap kepada istri-istri Nabi Sulaiman. Para utusan mengatakan kepada mereka, "Apakah kalian menyaksikan sesuatu yang aneh pada diri Sulaiman?" Mereka menjawab, "Ya, sesungguhnya dia sekarang selalu mendatangi kami di saat kami sedang haid, padahal sebelum itu dia tidak pernah melakukannya."
Ketika setan melihat bahwa perihal dirinya akan diketahui dan kedoknya akan terbuka, mereka menulis sebuah kitab yang di dalamnya terkandung sihir dan kekufuran, lalu mereka pendam di bawah singgasananya. Setelah itu mereka gali dan berpura-pura menemukannya, dan mereka membacakannya kepada orang-orang.
Akhirnya mereka mengatakan, "Dengan cara inikah Sulaiman menguasai manusia dan mengalahkan mereka?" Kemudian semua orang mengingkari Sulaiman dan mereka tetap bersikap mengingkarinya.