Hadits yang agung ini menunjukkan keutamaan bershalawat kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dan anjuran memperbanyak shalawat tersebut, karena ini merupakan sebab turunnya rahmat, pengampunan dan pahala yang berlipatganda dari Allah Ta’ala.
Beberapa faidah penting yang terkandung dalam hadits ini melibatkan tanda cinta seorang Muslim kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Para ulama menekankan bahwa banyak bershalawat kepada Rasulullah adalah bentuk ekspresi cinta, sebagaimana ungkapan: "Barangsiapa yang mencintai sesuatu maka dia akan sering menyebutnya."
Pentingnya bershalawat di sini merujuk pada shalawat yang diajarkan oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam hadits-hadits yang shahih. Ini mencakup shalawat yang umumnya dibaca oleh kaum Muslimin dalam shalat mereka ketika tasyahhud.
Makna shalawat kepada Nabi adalah meminta kepada Allah agar Dia memuji dan mengagungkan beliau di dunia dan akhirat. Di dunia, ini mencakup memuliakan penyebutan nama beliau, memenangkan agama, dan mengokohkan syariat Islam yang beliau bawa. Di akhirat, shalawat mencakup melipatgandakan pahala kebaikan beliau, memudahkan syafa’at beliau kepada umat, dan menampakkan keutamaan beliau pada hari kiamat di hadapan seluruh makhluk.
Makna shalawat dari Allah kepada hamba-Nya adalah limpahan rahmat, pengampunan, pujian, kemuliaan, dan keberkahan. Beberapa juga mengartikan shalawat sebagai taufik dari Allah untuk mengeluarkan hamba-Nya dari kegelapan kesesatan menuju cahaya petunjuk-Nya. Hal ini mencakup firman Allah, "Dia yang bershalawat kepadamu (wahai manusia) dan malaikat-Nya (dengan memohonkan ampunan untukmu), supaya Dia mengeluarkan kamu dari kegelapan kepada cahaya (yang terang). Dan adalah Dia Maha Penyayang kepada orang-orang yang beriman" (QS al-Ahzaab:43).