Menurut Menag, ajaran agama yang dipahami dengan benar seharusnya bisa melindungi manusia dari mudarat. Karenanya, Menag mendorong agar ulama, ilmuan, dan cendikiawan tidak takut untuk berpikir sehingga bisa muncul perspektif baru dalam menjawab tantangan di masa depan.
“Jangan takut berani berpikir lain. Saya mohon betul kepada AICIS+ ini mari kita menciptakan satu teologi baru untuk masa depan,” ungkapnya.
AICIS+ merupakan versi terbaru dari Annual International Conference on Islamic Studies (AICIS). Tanda “+” menandakan ruang lingkup yang lebih luas, keterlibatan global yang lebih dalam, dan komitmen yang lebih kuat untuk mengeksplorasi ide-ide transformatif.
AICIS+ akan digelar pada 29–31 Oktober 2025 di Universitas Islam Internasional Indonesia (UIII), Depok, Jawa Barat dan mengangkat tema ‘Islam, Ekoteologi, dan Transformasi Teknologi: Inovasi Multidisipliner untuk Masa Depan yang Adil dan Berkelanjutan.’
AICIS+ hadir sebagai respons terhadap dua krisis terbesar dunia saat ini: krisis dehumanisasi dan krisis ekologis. Sejalan dengan semangat Deklarasi Istiqlal 2024, konferensi ini mengedepankan nilai-nilai spiritualitas Islam seperti kasih sayang, solidaritas, dan kepedulian terhadap seluruh kehidupan.
Kick Off AICIS+ ini turut dihadiri oleh Kepala Badan Moderasi Beragama dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Kementerian Agama Muhammad Ali Ramdhani, bersama pejabat eselon I lainnya.