Kisah Nabi Saleh AS ini salah satunya termaktub dalam Surat Hud ayat 61-68, yang artinya:
"Dan kepada Samud (Kami utus) saudara mereka. Saleh. Saleh berkata, "Hai kaumku, sembahlah Allah, sekali-kali tidak ada bagi kalian Tuhan selain Dia. Dia telah menciptakan kalian dari bumi (tanah) dan menjadikan kalian pemakmurnya. Karena itu, mohonlah ampunan-Nya, kemudian bertobatlah kepada-Nya.
Sesungguhnya Tuhanku amat dekat (rahmat-Nya) lagi memperkenankan (doa hamba-Nya)." (QS. Surat Hud: 61)
Nabi Saleh kemudian memerintahkan kaumnya agar menyembah Allah SWT.
Namun, ajakan Nabi Saleh ini ditolak mentah-mentah oleh kaum Tsamud. Allah menurunkan azab kepada kaum Tsamud karena mereka menolak dakwah Nabi Saleh AS. Mereka meminta unta dan menikmati susu dari unta itu, namun mereka tidak bersyukur bahkan menyembelih unta tersebut.
Perbuatan kaum Tsamud yang membunuh unta tersebut adalah suatu pelanggaran terhadap larangan Nabi Saleh AS.
Azab yang diturunkan Allah kepada kaum Tsamud yang ingkar adalah terdengarnya suara keras dari langit dan terjadilah gempa bumi yang dahsyat sekali. Para pembunuh unta dan kelompok penentang Nabi Saleh AS pun mati bergelimpangan di rumah mereka masing-masing.
Ulama tafsir mengatakan bahwa tidak ada seorangpun yang tersisa dari kaum Tsamud, selain Nabi Saleh AS beserta orang-orang yang mengikutinya.
Dalam suatu riwayat, diceritakan bahwa Nabi Muhammad semasa hidupnya selalu mempercepat langkah ketika daerah Madain Saleh atau Al Hijr ini.
Rasulullah juga meminta sahabatnya untuk mempercepat langkah kaki mereka meski beberapa diantaranya sedang minum dan memasak.
Ibnu Umar RA menceritakan, ketika Nabi Muhammad SAW melewati daerah Hajar, beliau bersabda, " Janganlah kalian memasuki tempat tinggal orang-orang yang zalim, kecuali sambil menangis. Karena apa yang menimpa mereka bisa menimpa kalian"
Rasulullah juga meminta para sahabat untuk tidak memakan dan meminum air dari daerah itu.