JAKARTA, iNews.id - Apa makna puasa Ramadhan bagi umat Muslim? Hal itu mungkin masih menjadi pertanyaan sebagian besar orang.
Sebagaimana diketahui, puasa Ramadhan menjadi salah satu dari rukun islam yang wajib dijalankan oleh setiap muslim. Selama satu bulan penuh, umat islam akan diuji untuk menahan seluruh nafsu dengan berpuasa.
Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda:
“Islam dibangun di atas lima rukun: syahadat laa ilaaha illallah muhammadur rasulullah, menegakkan shalat, membayar zakat, haji dan puasa Ramadhan” (HR. Bukhari – Muslim).
Kewajiban berpuasa salah satunya telah disampaikan dalam Surat Al Baqarah ayat 183. Allah SWT berfirman:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ
Artinya: Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kalian berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kalian agar kalian bertakwa. (QS. Al Baqarah: 183)
Pada ayat di atas, dapat dilihat bahwa salah satu makna diwajibkannya puasa adalah karena perintah tersebut telah diwajibkan pada umat-umat terdahulu. Berdasarkan Tafsir Ash-Shaghir, diwajibkannya berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang terdahulu tak lain adalah agar kita bertaqwa.
Puasa Ramadhan adalah kewajiban yang ditetapkan Allah, Makna puasa Ramadhan yang pertama tentunya adalah menjalankan perintah Allah. Hal itu sebagaimana ditegaskan dalam QS. Al Baqarah ayat 186:
Menjalankan perintah Allah
وَإِذَا سَأَلَكَ عِبَادِى عَنِّى فَإِنِّى قَرِيبٌ ۖ أُجِيبُ دَعْوَةَ ٱلدَّاعِ إِذَا دَعَانِ ۖ فَلْيَسْتَجِيبُوا۟ لِى وَلْيُؤْمِنُوا۟ بِى لَعَلَّهُمْ يَرْشُدُونَ
Artinya: “Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku, maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah-Ku) dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran.” (QS. Al Baqarah: 186)
Selain itu, puasa adalah upaya pengendalian diri. Umat Islam diharuskan menahan diri dari lapar, haus, dan seluruh hawa nafsu ketika bulan Ramadhan.
Dari Abu Hurairah Radhiyallahu anhu, Rasulullah SAW bersabda:
“Puasa itu adalah perisai. Oleh karena itu, jika salah seorang di antara kalian berpuasa, maka janganlah dia berkata-kata kotor dan tidak juga berlaku bodoh. Jika ada orang yang memerangi atau mencacinya, maka hendaklah dia mengatakan, ‘Sesungguhnya aku sedang berpuasa’ (sebanyak dua kali). Demi Rabb yang jiwaku berada di tangan-Nya, bau mulut orang yang berpuasa itu lebih harum di sisi Allah Ta’ala daripada aroma minyak kasturi, di mana dia meninggalkan makanan, minuman, dan nafsu syahwatnya karena Aku (Allah). Puasa itu untuk-Ku dan Aku akan memberikan pahala karenanya dan satu kebaikan itu dibalas dengan sepuluh kali lipatnya.”
Salah satu tujuan puasa Ramadhan adalah membentuk akhlak mulia. Setelah nafsu dikendalikan, diharapkan bisa senantiasa menjadikan pribadi-pribadi kaum muslimin berakhlak mulia.
Puasa Ramadhan adalah ibadah yang sangat istimewa. Sebab, pahala Ramadhan adalah langsung dari Allah. Puasa Ramadhan adalah ibadah yang amalannya untuk Allah. Hal itu sebagaimana termaktub dalam hadits berikut.
Dari Abu Hurairah, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
“Setiap amalan kebaikan yang dilakukan oleh manusia akan dilipatgandakan dengan sepuluh kebaikan yang semisal hingga tujuh ratus kali lipat. Allah Ta’ala berfirman (yang artinya), “Kecuali amalan puasa. Amalan puasa tersebut adalah untuk-Ku. Aku sendiri yang akan membalasnya. Disebabkan dia telah meninggalkan syahwat dan makanan karena-Ku. Bagi orang yang berpuasa akan mendapatkan dua kebahagiaan yaitu kebahagiaan ketika dia berbuka dan kebahagiaan ketika berjumpa dengan Rabbnya. Sungguh bau mulut orang yang berpuasa lebih harum di sisi Allah daripada bau minyak kasturi.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Dalam surah Al-Baqarah ayat 185, disebutkan tentang salah satu keistimewaan bulan Ramadhan. Allah SWT dalam firmannya menegaskan bahwa di bulan inilah Al Quran diturunkan.