Naskah Khutbah Jumat Menyambut Idul Fitri 2023 Singkat, Jaga Konsistensi Ibadah

Kastolani Marzuki
Naskah Khutbah Jumat menyambut Idul Fitri 2023 singkat dan menyentuh hati. (Foto: Freepik)

Ma’asyiral muslimīn a’azzakumullāh.

Hanya saja, jangan sampai kebahagiaan di momen Idul Fitri membuat kita larut dalam kesenangan sehingga lupa bahwa pada hari kemenangan ini Allah menganjurkan kepada kita untuk beribadah dan tetap memiliki kesadaran sosial. Sebab, bisa jadi saat itu ada saudara sesama Muslim yang kondisi ekonominya sedang tidak baik-baik saja sehingga jangankan mengenakan baju baru, untuk menikmati makanan spesial Idul Fitri saja belum bisa.

Saat hari raya Idul Fitri, kesadaran sosial kita seharusnya semakin matang. Jika selama Ramadhan kita digembleng untuk menahan lapar dan dahaga sehingga bisa merasakan bagaimana menjadi orang yang hidupnya berkekurangan, maka Idul Fitri menjadi puncak kematangan empati kita sebagai seorang Muslim. Berbagi kepada saudara yang sedang berkekurangan di momen mulia ini menjadi salah satu bentuk pengamalan dari pengalaman yang sudah kita lalui selama berpuasa.

Bisa jadi saat kita sedang menikmati opor ayam atau bersuka ria memakai baju baru, masih ada saudara yang belum bisa merasakan kenikmatan ini. Oleh sebab itu tepat kiranya jika Idul Fitri dijadikan sebagai momen berbagi. Syekh Abdul Hamid al-Makki asy-Syafi’i dalam Kanzun Najāḥ was Surūr mengatakan,

لَيْسَ الْعِيْدُ لِمَنْ لَبِسَ الْجَدِيْدَ، إِنَّمَا الْعِيْدُ لِمَنْ طَاعَاتُهُ تَزِيْدُ، وَكُلُّ يَوْمٍ لاَ يُعْصَى فِيْهِ فَهُوَ عِيْدٌ

Artinya, “Bukanlah disebut hari ‘id (hari raya Idul Futri) bagi orang yang mengenakan (pakaian) baru. Hari ‘id sesungguhnya adalah ketika ketaatan seseorang meningkat. Setiap hari ketika ia tidak melakukan maksiat, maka hari itu dinamakan ‘id.” (Abdul Hamid al-Makki asy-Syafi’i, Kanzun Najāḥ was Surūr, 2009: h. 263).

Apa yang dikatakan Syekh Abdul Hamid di atas menegaskan bahwa esensi hari raya Idul Fitri adalah sejauhmana kita mampu menjaga konsistensi ibadah kepada Allah dan berbuat baik terhadap sesama manusia. Memakai baju baru memang dianjurkan sebagai bentuk syukur atas nikmat hari agung ini, tapi jangan sampai ekspresi syukur tersebut berlebihan sehingga membuat kita lupa bahwa ternyata masih banyak saudara sesama muslim yang belum bisa bermewah ria seperti kita.

Ma’asyiral muslimīn a’azzakumullāh.

Selain menumbuhkan semangat berbagi, momen Idul Fitri juga harus digunakan untuk mendekatkan diri kepada Allah swt, terutama di malam harinya. Malam Idul Fitri merupakan momen bersuka cita, berkumpul dengan keluarga, bersilaturahmi ke sanak saudara, dan ragam pernik keceriaan lainnya. Namun jangan sampai suasana penuh gembira ini membuat kita terlalu larut dalam kesenangan sehingga lupa mengingat Allah swt. Sebab itu, Rasulullah pernah menyampaikan bahwa siapa yang menghidupkan malam Idul Fitri dengan beribadah maka hatinya akan tetap hidup saat banyak hati yang mati.

Editor : Kastolani Marzuki
Artikel Terkait
Muslim
2 bulan lalu

Teks Khutbah Jumat 29 Agustus 2025 tentang Bersuka Cita Sambut Maulid Nabi

Muslim
3 bulan lalu

Teks Khutbah Jumat 15 Agustus 2025 Menyentuh Hati: Mensyukuri Kemerdekaan

Muslim
3 bulan lalu

Teks Khutbah Jumat 1 Agustus 2025 Singkat Terbaru: Safar Bukan Bulan Sial

Muslim
4 bulan lalu

Khutbah Jumat Memaknai Puasa di Bulan Muharram Edisi 11 Juli 2025

Nasional
5 bulan lalu

Profil Ustaz Yahya Waloni, Penceramah yang Meninggal Dunia saat Khutbah di Makassar

Berita Terkini
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
Network Updates
News updates from 99+ regions
Personalize Your News
Get your customized local news
Login to enjoy more features and let the fun begin.
Kanal