"Allahumma inni a’udzu bi ridhooka min sakhotik wa bi mu’afaatika min ‘uqubatik, wa a’udzu bika minka laa uh-shi tsanaa-an ‘alaik, anta kamaa atsnaita ‘ala nafsik" (dibaca 1x) [artinya: Ya Allah, aku berlindung dengan keridhaan-Mu dari kemarahan-Mu, dan dengan keselamatan-Mu dari hukuman-Mu, dan aku berlindung kepada-Mu dari siksa-Mu. Aku tidak mampu menghitung pujian dan sanjungan kepada-Mu, Engkau adalah sebagaimana yang Engkau sanjungkan kepada diri-Mu sendiri] (HR. Abu Daud no. 1427, Tirmidzi no. 3566, An-Nasa’i no. 1748, dan Ibnu Majah no. 1179. Al-Hafizh Abu Thahir menyatakan bahwa sanad hadits ini shahih)
Cara Membaca "Subhaanal Malikil Qudduus"
Dari Ubay bin Ka’ab, beliau menyatakan,
فَإِذَا فَرَغَ قَالَ عِنْدَ فَرَاغِهِ سُبْحَانَ الْمَلِكِ الْقُدُّوسِ ثَلَاثَ مَرَّاتٍ يُطِيلُ فِي آخِرِهِنَّ
"Jika Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam telah selesai dari witirnya, beliau membaca 'subhaanal malikil qudduus (sebanyak tiga kali)', dan beliau memanjangkan di akhirnya" (HR. An-Nasa’i no. 1700, Ibnu Majah no. 1182. Al-Hafizh Abu Thahir menyatakan bahwa hadits ini shahih)
Dari Ibnu ‘Abdirrahman bin Abza, dari bapaknya, beliau menyatakan,
وَكَانَ يَقُولُ إِذَا سَلَّمَ سُبْحَانَ الْمَلِكِ الْقُدُّوسِ ثَلَاثًا وَيَرْفَعُ صَوْتَهُ بِالثَّالِثَةِ
"Jika mengucapkan salam, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam membaca, 'Subhaanal malikil qudduus' sebanyak tiga kali, lalu beliau mengeraskan suaranya pada ucapan yang ketiga" (HR. An-Nasa’i no. 1733 dan Ahmad 3: 406. Al-Hafizh Abu Thahir menyatakan bahwa hadits ini shahih)