Dalam Islam, tasamuḥ berlaku bagi semua orang tanpa mengenal perbedaan. Akan tetapi setiap orang memiliki perbedaan penerapan tasāmuḥ, ada yang masih belum terlatih melakukannya dan ada yang sudah terlatih melakukannya.
Syaikh Yusuf Qardhawi menjelaskan adanya empat faktor yang mendorong sikap tasāmuḥ, yaitu:
a. Keyakinan bahwa manusia itu makhluk mulia.
b. Perbedaan di dunia ialah realitas yang dikehendaki Allah.
c. Allah Maha membuat perhitungan, jadi tiada kuasa mutlak manusia untuk mengadili kekafiran atau kesesatan seseorang.
d. Keyakinan akan perintah Allah untuk berbuat adil dan mengajak kepada budi pekerti mulia.
1. Di kota Madinah, Rasulullah Saw tidak sungkan berdampingan dengan pribumi Yahudi maupun Nasrani.
2. Ketika menaklukkan Jerussalem, khalifah Umar ra tidak merusak tempat tempat ibadah warga non-muslim dan pemeluknya teteap diberikan kebebasan untuk menjalankan ritual agamnya.
3. Rasulullah SAW memberi makan seorang beragama Yahudi buta dan miskin.
4. Ketika ada jenazah seorang Yahudi melintas di sebelah Rasulullah Saw dan para sahabat, Rasulullah Saw berhenti dan berdiri. Kemudian seorang sahabat berkata, “Kenapa engkau berhenti ya Rasulullah? Padahal itu adalah jenazah orang Yahudi?” Rasulullah Saw. bersabda: “Bukankah dia juga manusia?”