Adapun seseorang bernama Khaizuran (170 H/786 M) melakukan hal berbeda untuk merayakan hari kelahiran Rasulullah yakni dengan cara memerintahkan penduduk Makkah untuk merayakannya di rumah masing-masing.
Perlu diketahui Khaizuran merupakan salah satu tokoh penting pada masa pemerintahan tiga khalifah Dinasti Abbasiyah yakni masa Khalifah al-Mahdi bin Mansur al-Abbas (suami), Khalifah al-Hadi dan Khalifah al-Rasyid (putra).
Di masa Dinasti Abbasiyah terjadi pembaharuan besar-besaran di segala aspek kehidupan seperti di bidang arsitektur, ilmu-ilmu umum dan situs-situs sejarah.
Atas perintah Khaizuran tersebutlah banyak masyarakat Arab, khususnya Makkah menjadikan Maulid Nabi Muhammad SAW sebagai momen penting yang patutnya untuk dirayakan pada setiap tahunnya.
Makna Maulid Nabi Muhammad SAW bagi umat Islam yakni sebagai momentum untuk mengingat perjuangan Rasulullah dalam menyebarkan agama Islam di atas muka bumi.
Selain itu seluruh umat Islam diharuskan untuk menerapkan sifat-sifat yang terdapat dalam diri Rasulullah seperti siddiq, fathonah, tabligh dan amanah di dalam kehidupan bermasyarakat.
Berbagai tradisi Maulid Nabi Muhammad SAW biasa dilakukan tiap tahunnya, khususnya di Indonesia seperti Grebeg Maulud (Solo), Tradisi Walima (Gorontalo), Nyiram Gong (Cirebon) dan lain-lain.