JAKARTA, iNews.id - Tafsir surat Al Mulk ayat 3 dapat menjadi pelajaran yang patut diketahui setiap Muslim. Surat Al Mulk merupakan surat ke-67 dalam Al Quran yang terdiri dari 30 ayat.
Surat Al Mulk tergolong sebagai surat Makkiyah karena turun di Kota Mekkah. Nama Al Mulk memiliki arti Kerajaan, dan diambil dari dari kata yang terdapat pada ayat pertama.
Surat Al Mulk juga disebut dengan At Tabaarak yang artinya Maha Suci. Pasalnya, surat ini menjelaskan tentang kesempurnaan Allah dan kekuasaan-Nya.
Salah satu keutamaan membaca Surat Al-Mulk adalah diampuni dosa-dosanya oleh Allah. Terlebih jika surat ini rutin dibaca sebelum tidur.
Hal ini seperti termaktub dalam hadits dari Abu Hurairah, Rasulullah SAW bersabda:
"Ada surat dari Al-Qur'an yang terdiri dari 30 ayat, surat tersebut dapat memberikan syafa'at bagi 'temannya' (yakni orang yang banyak membacanya) sehingga orang tersebut diampuni dosanya, yaitu: Surat Tabarakallazi biyadihil mulk." (HR Abu Dawud dan Tirmidzi).
Ibnu Katsir menyebutkan bahwa Rasulullah SAW belum beranjak tidur sebelum membaca Surat Al Mulk. Hadits ini diriwayatkan oleh Imam Tirmidzi:
Dia berkata dari Jabir ra, "Bahwa Rasulullah SAW masih belum tidur sebelum membaca Alif Lam Mim Tanzil dan Tabarakallazi Biyadihil Mulku."
Pada surat Al Mulk ayat ke-3 menegaskan tentang kekuasaan Allah menciptakan tujuh langit berlapis yang tidak ada cacat sama sekali. Ayat ini menunjukkan salah satu tanda kebesaran Allah atas alam semesta dan seisinya.
Berikut tafsir Surat Al-Mulk Ayat 3:
الَّذِىۡ خَلَقَ سَبۡعَ سَمٰوٰتٍ طِبَاقًا ؕ مَا تَرٰى فِىۡ خَلۡقِ الرَّحۡمٰنِ مِنۡ تَفٰوُتٍ ؕ فَارۡجِعِ الۡبَصَرَۙ هَلۡ تَرٰى مِنۡ فُطُوۡرٍ
Latin: Alladzii khalaqa sab'a samaawaatin tibaaqam maa taraa fii khalqir rahmaani min tafaawut. Farji'il basara hal taraa min futuur.
Artinya: "Yang menciptakan tujuh langit berlapis-lapis. Tidak akan kamu lihat sesuatu yang tidak seimbang pada ciptaan Tuhan Yang Maha Pengasih. Maka lihatlah sekali lagi, adakah kamu melihat sesuatu yang cacat?" (QS Al-Mulk ayat 3)
Syaikh Muhammad bin Shalih asy-Syawi dalam tafsirnya mengenai ayat tersebut menyatakan bahwa Allah menyebutkan dengan menampakkan kekuasaan-Nya yang lain.
Allah menyebutkan bahwasanya Ia pencipta tujuh langit, Allah ciptakan dan jadikan bertingkat-tingkat, sebagiannya lebih tinggi daripada sebagian yang lain. Makhluk yang melihatnya, tidak akan mendapati keanehan atau pertentangan dan atau cacat (terbelah).
Kemudian Allah memerintahkan untuk mengulangi penglihatannya, agar menjadikan pelajaran dan bertambah keyakinan, karena tidak akan didapati padanya retak atau memiliki celah atau adanya keanehan.
Mengutip tafsir Kemenag RI, ayat tersebut menjelaskan bahwa Allah menciptakan tujuh langit berlapis-lapis dengan sangat serasi dan harmonis. Artinya, setiap langit memiliki tingkatan yang terapung kokoh di tengah jagat raya.