JAKARTA, iNews.id - Tata cara i'tikaf di masjid untuk mendapatkan malam Lailatul Qadar penting diketahui umat Islam. Saat ini, Bulan Ramadhan sudah memasuki 10 hari terakhir atau fase akhir.
Memasuki fase akhir Ramadhan, umat Islam dianjurkan untuk mengencangkan ikat pinggang yakni dengan memperbanyak amalan ibadah, salah satunya melaksanakan i'tikaf di masjid, memperpanjang shalat malam, membaca Al Quran, dzikir, dan bersedekah.
Keutamaan 10 hari terakhir Bulan Ramadhan disebutkan dalam hadits yakni pembebasan dari api neraka.
أبي هريرة : أول شهر رمضان رحمة، وأوسطه مغفرة، وآخره عتق من النار. رواه ابن أبي الدنيا والخطيب وابن عساكر.
Artinya: Dari Abu Hurariah, Ramadhan itu adalah bulan yang awalnya penuh dengan rahmat. Di pertengahannya penuh dengan ampunan. Dan, di ujungnya pembebasan dari api neraka.” (HR Ibnu Abi Dunya dan Ibnu 'Asakir).
Dalam sebuah hadits disebutkan bahwa langit, bumi dan malaikat menangis dengan akan berakhirnya Bulan Ramadhan. Nabi SAW bersabda:
إذَا كَانَ اَخِرُ لَيْلَةٍ مِنْ رَمَضَانَ بَكَتِ السَّمَوَاتُ وَاْلاَرْضُ وَالْمَلاَئِكَةُ مُصِيْبَةً لِاُمَّةِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ قِيْلَ اَيُّ مُصِيْبَةٍ قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صلى الله عليه وسلم هِيَ ذَهَابُ رَمَضَانَ لِاَنَّ الدَّعْوَاتِ فِيْهِ مُسْتَجَابَةٌ وَالصَّدَاقَةَ مَقْبُوْلَةٌ وَالْحَسَنَاتِ مُضَاعَفَةٌ، وَاْلعَذَابَ مَدْفُوْعٌ .
“Ketika tiba akhir malam Ramadlan, langit, bumi dan malaikat menangis karena adanya musibah yang menimpa umat nabi Muhammad SAW. (Sahabat) bertanya, “Musibah apakah wahai Rasulullah?” Nabi menjawab, “Berpisah dengan bulan Ramadlan, sebab pada bulan ini do’a dikabulkan dan shadaqah diterima. Kebaikan dilipatgandakan dan siksa dihentikan”
Para sahabat dan orang-orang yang shalih sungguh merasa sedih dan menangis bila ditinggalkan bulan ramadhan, hal ini paling tidak disebabkan 2 alasan, yaitu Pertama, Kesadaran mereka bahwa dengan perginya bulan ramadhan, pergi pula berbagai keutamaan yang ada di dalamnya. Berikut deretan keutamaan pada 10 hari terakhir Bulan Ramadhan yang penuh ampunan.
Direktur Rumah Fiqih Indonesia Ustaz Ahamd Sarwat MA menjelaskan, secara bahasa, itikaf berasal dari bahasa arab ‘akafa (عكف), yang bermakna al-habsu (الحبس) atau memenjarakan.
Secara istilah, Itikaf adalah berdiam di dalam masjid dengan tata cara tertentu dan disertai niat. Dalam arti lain, Itikaf adalah ibadah dengan cara menyerahkan diri kepada Allah SWT, dengan cara memenjarakan diri di dalam masjid, dan menyibukkan diri dengan berbagai bentuk ibadah yang layak dilakukan di dalamnya.
Orang yang beritikaf itu memiliki misi yaitu berupaya menyamakan dirinya layaknya malaikat yang tidak bermaksiat kepada Allah, mengerjakan semua perintah Allah, bertasbih siang malam tanpa henti.
1. Membaca Niat Itikaf
نويت الاعتكاف في هذا المسجد لله تعالى
Nawaitul i'tikafa fii haadzal masjidi lillahi ta'ala
Artinya: Saya niat I’tikaf di masjid ini karena Allah Ta’ala “
2. Suci dari hadats besar
3. Berakal. Jika di tengah-tengah I’tikaf dia menjadi gila, maka batal I’tikafnya.
4. Islam
5. Berdiam diri minimal seukuran tuma’ninah sholat lebih sedikit ( Sekitar 5 detikkan )
6. Berada di dalam masjid. Maka tidak sah Itikaf di musala, ribath atau pesantren.
7. Selama itikaf, perbanyaklah shalat untuk mendekatkan diri kepada Allah
Shalat yang bisa dilakukan seperti shalat wajib, shalat sunnah seperti tarawih, tahajud, shalat witir, shalat hajat, dan sebagainya.
8. Tadarus Al Quran
9. Membaca dzikir
10. Bersholawat kepada Nabi Muhammad SAW.
11. Saat itikaf dianjurkan untuk lebih banyak berdiam diri dan memohon ampunan pada Allah