JAKARTA, iNews.id - Tata cara sholat jenazah penting untuk diketahui umat muslim. Pasalnya, ini merupakan salah satu sholat yang dianjurkan untuk mendoakan saudara muslim yang telah meninggal dunia, baik laki-laki maupun perempuan.
Melansir ebook Tata Cara Mengurus Jenazah, Nashirudin (2005), mengerjakan sholat jenazah hukumnya fardhu kifayah atau wajib. Kewajiban itu dapat gugur jika sebagian umat Muslim telah menunaikannya.
Terdapat perbedaan pada tata cara dan pelaksanaan sholat jenazah laki-laki dan perempuan. Agar sholat tersebut dikatakan sah dan benar, maka setiap Muslim haruslah memahami tuntunanya.
Berikut ini tata cara sholat jenazah yang berhasil iNews.id rangkum dari laman Muhammadiyah, Jumat (24/11/2023).
Niat Sholat Jenazah untuk Jenazah Perempuan
Lafadz niat shalat untuk jenazah perempuan yakni:
اُصَلِّى عَلَى هَذِهِ الْمَيِّتَةِ اَرْبَعَ تَكْبِرَاتٍ فَرْضَ الْكِفَايَةِ مَأْمُوْمًا ِللهِ تَعَالَى
“Ushollii ‘alaa haadzihill mayyitati arba’a takbirootin fardhol kifaayati ma’muuman lillaahi ta’aalaa,”.
Artinya: “Saya niat shalat atas mayat ini empat kali takbir fardhu kifayah, sebagai makmum karena Allah Ta’ala.”
Niat Sholat Jenazah untuk Jenazah Laki-Laki
Lafadz niat shalat untuk jenazah laki-laki yakni:
اُصَلِّى عَلَى هَذَاالْمَيِّتِ اَرْبَعَ تَكْبِرَاتٍ فَرْضَ الْكِفَايَةِ مَأْمُوْمًا ِللهِ تَعَالَى
“Ushollii ‘alaa haadzal mayyiti arba’a takbirootin fardhol kifaayati ma’muuman lillaahi ta’aalaa,”.
Artinya: “Saya niat shalat atas mayat ini empat kali takbir fardhu kifayah, sebagai makmum karena Allah Ta’ala.”
Adapun melaksanakan sholat jenazah yakni dilakukan dengan empat takbir tanpa melakukan gerakan ruku, sujud, dan duduk. Hal itu telah dijelaskan pada sebuah hadist, Rasulullah bersabda,
Dari Abu Hurairah Ra berkata: Nabi Saw mengumumkan kematian An-Najasyi, kemudian Beliau maju dan membuat barisan shaf di belakangnya, Beliau lalu takbir empat kali.”(HR Bukhari).
Berikut ini tata cara sholat jenazah:
1. Takbir pertama yang dilanjutkan dengan membaca ta'awudz, surat Al-Fatihah,
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيمِ . الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعالَمِينَ . الرَّحْمنِ الرَّحِيمِ . مَالِكِ يَوْمِ الدِّينِ . إِيَّاكَ نَعْبُدُ وَإِيَّاكَ نَسْتَعِينُ . اهْدِنَا الصِّرَاطَ الْمُسْتَقِيمَ . صِرَاطَ الَّذِينَ أَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ غَيْرِ الْمَغْضُوبِ عَلَيْهِمْ وَلا الضَّالِّينَ .
Latin:
"Bismillāhir-raḥmānir-raḥīm(i). Al-ḥamdu lillāhi rabbil-'ālamīn(a). Ar-raḥmānir-raḥīm(i). Māliki yaumid-dīn(i). Iyyāka na'budu wa iyyāka nasta'īn(u), Ihdinaṣ-ṣirāṭal-mustaqīm(a). Ṣirāṭal-lażīna an'amta 'alaihim, gairil-magḍūbi 'alaihim wa laḍ-ḍāllīn(a)".
Artinya:
"Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, Pemilik hari Pembalasan. Hanya kepada Engkaulah kami menyembah dan hanya kepada Engkaulah kami memohon pertolongan. Bimbinglah kami ke jalan yang lurus, (yaitu) jalan orang-orang yang telah Engkau beri nikmat, bukan (jalan) mereka yang dimurkai dan bukan (pula jalan) orang-orang yang sesat."
2. Lalu, dilanjutkan dengan membaca shalawat pada rakaat kedua,
اَللّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى الِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَالِ إِبْرَاهِيْمَ وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَالِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَالِ إِبْرَاهِيْمَ. إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ
Latin:
“Allohumma sholli ‘alaa Muhammad wa ‘alaa aali Muhammad kamaa shollaita ‘alaa Ibroohiima wa ‘alaa aali Ibroohim, innaka hamiidum majiid.
Allohumma baarik ‘alaa Muhammad wa ‘alaa aali Muhammad kamaa baarokta ‘alaa Ibroohiima wa ‘alaa aali Ibroohim, innaka hamiidum majiid.”
Artinya:
“Ya Allah, berilah rahmat kepada Nabi Muhammad dan keluarga Nabi Muhammad, Sebagaimana Engkau telah memberikan rahmat kepada Nabi Ibrahim dan keluarga Nabi Ibrahim. Sesungguhnya Engkau Maha Terpuji lagi Maha Mulia. Ya Allah, berilah keberkahan kepada Nabi Muhammad dan keluarga Nabi Muhammad. Sebagaimana Engkau telah memberikan keberkahan kepada Nabi Ibrahim dan keluarga Nabi Ibrahim. Sesungguhnya Engkau Maha Terpuji lagi Maha Mulia.”