Ibnu Hajar mengatakan, ”Hadits ini menunjukkan bahwa seharusnya seseorang menjadi kusut pikirannya jika ia mengingat-ingat apa yang terjadi pada umat di masa silam dan ini merupakan peringatan agar ia selalu merasa takut akan adzab sebagaimana ditimpakan kepada mereka yaitu umat-umat sebelumnya.”
Kita harus bersyukur dengan turunnya hujan karena air hujan, Allah SWT jadikan kandungan-kandungan tertentu yang dapat menumbuhkan tanaman, menghilangkan kekeringan, dan rasa dahaga. Ini adalah bentuk kasih sayang Allah kepada hamba-hamba-Nya.
أَفَرَأَيْتُمْ الْمَاءَ الَّذِي تَشْرَبُونَ* أَأَنْتُمْ أَنْزَلْتُمُوهُ مِنَ الْمُزْنِ أَمْ نَحْنُ الْمُنْزِلُونَ * لَوْ نَشَاءُ جَعَلْنَاهُ أُجَاجاً فَلَوْلا تَشْكُرُون
“Maka terangkanlah kepadaku tentang air yang kamu minum. Kamukah yang menurunkannya atau Kamikah yang menurunkannya? Kalau Kami kehendaki, niscaya Kami jadikan dia asin, maka mengapakah kamu tidak bersyukur?” (QS:Al-Waaqi’ah | Ayat: 68).
Kalau Allah berkehendak, Dia mampu menjadikan air hujan ini asin, tidak bisa diminum dan tidak pula menumbuhkan tanaman. Namun Allah jadikan rasa dan sifat air hujan sebagaimana yang kita rasakan. Sehingga tumbuhan tumbuh dan bermanfaat. Kemudian air hujan itu Allah simpan di bumi yang bisa dimanfaatkan manusia di masa mendatang.