JAKARTA, iNews.id -- Wakil Menteri Agama (Wamenag) Saiful Rahmat Dasuki mengatakan, Isra Mikraj bukan hanya peristiwa sejarah, tetapi menjadi sumber inspirasi untuk menjaga kerukunan umat beragama.
“Isra Mikraj bukan peristiwa sejarah semata, melainkan sumber inspirasi yang memuat pesan mendalam untuk menjaga kerukunan umat beragama,” ujarnya dalam Peringatan Isra Mikraj Nabi Muhammad SAW Tingkat Nasional 1445 H/2024 M yang digelar Kementerian Agama (Kemenag) di Balai Sarbini, Jakarta, Senin (19/2/2024) malam.
Isra Mi'raj tahun ini bertema ‘Nilai-nilai Isra Mikraj sebagai Fondasi Membangun Indonesia Kuat Bersama Umat’
Wamenag menyebut, pesan moral yang terkandung dalam peristiwa Isra Mikraj menekankan pentingnya ketaatan, loyalitas, dan ketakwaan sebagai pilar penting dalam membangun bangsa dan memperkokoh persatuan dalam keberagaman.
“Untuk itu, gelaran ini mesti menjadi spirit untuk menjaga kerukunan, keutuhan, dan kebinekaan,” katanya.
Selain itu, Wamenag juga menyoroti pentingnya salat sebagai sarana untuk mengasah kepekaan nurani yang memiliki dampak terhadap kehidupan berbangsa dan bernegara.
“Keberagaman Indonesia merupakan salah satu kekayaan yang harus dijaga. Karenanya, salat sebagai hadiah yang diberikan Allah kepada Rasulullah, merupakan sarana untuk mengasah kepekaan nurani kita dalam merespons keberagaman di Indonesia,” ungkap Wamenag.
Dirjen Bimas Islam, Kemenag, Kamaruddin Amin menambahkan, peringatan Isra Mikraj ini juga menjadi momen untuk mempererat tali ukhuwah dalam membangun sikap saling menghargai dan memperkuat persatuan.
“Peringatan ini juga menjadi momen untuk mempererat tali ukhuwah Islamiyah, ukhuwah Wathoniyah, dan ukhuwah Basyariah,” ucap Dirjen.
*Peringatan Isra Mikraj: Pesan Mendalam bagi Bangsa Indonesia*
Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI), KH. Muhammad Anwar Iskandar mengulas Peringatan Isra Mikraj 1445 H/2024 M sebagai pesan mendalam bagi bangsa Indonesia.
Menurutnya, peristiwa Isra Mikraj yang dialami Nabi Muhammad SAW sebelum Hijrah ke Madinah, memiliki kontribusi besar dalam perjalanan spiritual dan tantangan sosial yang dihadapi umat Islam pada masa itu.
Di tengah tekanan dari kaum Quraisy di Mekah, Nabi menghadapi berbagai tantangan yang menguji iman dan keteguhan hatinya.