Kisah yang berfokus di dua karakter, seakan bertambah menjadi tiga bersama dengan keikutsertaan penonton. Sama seperti Schofield dan Blake, audiens pun tak bisa beristirahat ketika menonton 1917.
Bahkan ketika kedua karakter itu ‘beristirahat’ dari perjalanan mereka, penonton akan menjadi ‘mata’ bagi sang prajurit - dengan pengalaman menegangkan di tengah medan perang.
Bicara mengenai visual, tentu Mendes tidak bekerja sendirian. Ada sosok Dennis Gassner sebagai desainer produksi yang mampu menampilkan detail-detail secara teliti dan mendukung gambar yang disajikan.
Desain produksi yang apik itu, kemudian ditunjang dengan tangan dingin dari sineas ulung Roger Deakins - Sinematografer Terbaik Academy Awards 2018 untuk film ‘Blade Runner 2049’ (2017).
Deakins mampu membuat kamera menjadi mata penonton - yang bergeser dari permukaan tanah hingga ke level ‘pandangan mata Tuhan’ (God's eye level shot), yang memperlihatkan gambar dan menawarkan pengalaman sinematik secara penuh.