JAKARTA, iNews.id - Kabar meninggalnya aktris K-Pop, Kim Jonghyun yang diduga bunuh diri, menjadi perhatian masyarakat dunia. Kepergian personel SHINee untuk selama-lamanya itu, menambah daftar tragedi selebriti Korea Selatan yang mengakhiri hidupnya sendiri dengan bunuh diri.
Negara Korea Selatan memang dikenal dengan tingkat bunuh diri yang tinggi. Bahkan, mengutip dari Berkeley Political Review yang ditulis Ana Singh Oktober lalu, bunuh diri telah menjadi penyebab kematian keempat paling umum di Korea Selatan.
Di Korea Selatan, rata-rata 40 orang melakukan bunuh diri setiap hari. Negara tersebut juga tercatat memiliki tingkat bunuh diri tertinggi di antara negara-negara Organization for Economic Co-operation and Development (OECD), yang mencakup negara-negara seperti Jerman, Inggris, dan Jepang.
Sementara itu, penulis Korea Selatan, Kim Young-ha mengungkapkan, sebanyak 14.160 orang melakukan bunuh diri pada 2012. Setiap hari sekitar 39 orang melakukan aksi tersebut. Jumlah itu meningkat 219 persen dari 6.444 kasus bunuh diri pada 2000, sebagaimana ditulis The New York Times.
Tetapi, meminjam istilah Young-ha, bunuh diri ada di mana-mana. Tak hanya di Korea Selatan. Namun, di luar itu semua, ada penyebab dan alasan di balik fenomena bunuh diri. Hal ini tak kalah penting dengan angka itu sendiri.
Jadi, mari kita kenali tanda-tandanya untuk menyelamatkan diri sendiri, juga orang lain dari pemikiran bunuh diri. Sebagaimana iNews.id rangkum dari Psychology Today, Selasa (19/12/2017), ini dia penyebab umum atau alasan seseorang melakukan bunuh diri.
Depresi
Keadaan depresi berat, selalu disertai dengan perasaan menderita dalam hati dan menguatkan kepercayaan bahwa melepaskan diri dari kehidupan adalah cara terbaik. Intinya, mereka kehilangan harapan. Keadaan depresi inilah yang membuat mereka berpikir, "Semua orang akan menjadi lebih baik tanpa saya."
Hal yang berbahaya dari depresi adalah mereka sering diam-diam merencanakan bunuh diri tanpa ada yang tahu.
Gangguan Kejiwaan
Orang yang memiliki gangguan jiwa psikotik, sering memerintahkan penghancuran diri sendiri karena alasan yang tidak dapat dimengerti. Kasus mereka jauh lebih sulit untuk ditutupi daripada depresi. Ini bisa dibilang lebih tragis. Kejadian skizofrenia di seluruh dunia sebesar satu persen dan sering menyerang orang sehat dan pekerja keras yang hidupnya hanya dapat ditangani dengan pengobatan.
Impulsif
Penyebab ini berkaitan erat dengan penggunaan alkohol dan obat-obatan terlarang. Penggunaan alkohol dan obat-obatan inilah yang tak jarang membuat beberapa orang menjadi cengeng dan secara impulsif berusaha mengakhiri hidup mereka sendiri.
Alasan Filosofis untuk Mati
Keputusan untuk melakukan bunuh diri untuk beberapa orang didasarkan pada keputusan yang beralasan dan sering dimotivasi adanya penyakit berbahaya dan mematikan. Orang-orang ini tidak depresi, psikotik, impulsif, atau putus asa. Mereka mencoba mengendalikan takdir dan meringankan penderitaan dengan cara mengakhiri hidupnya sendiri.
Tetapi sejatinya, bunuh diri dapat dicegah dengan meningkatkan kepedulian dengan sesama dan kepekaan sosial yang mesti ditumbuhkan lagi di era modern. Di mana interaksi manusia lebih banyak dilakukan terhadap mesin elektronik ketimbang pada sesama manusia itu sendiri. Jadi, sudahkah Anda peduli sekitar Anda?