JAKARTA, iNews.id - Terkuak deretan artis yang suka belanja barang bekas dengan harga sangat terjangkau. Barang-barang tersebut cukup beragam, mulai dari sepatu, tas, hingga baju.
Tanpa malu-malu, para artis tersebut kerap memamerkan barang bekas yang dibelinya kepada penggemarnya. Aksi mereka tentu berbeda jauh dari kesan artis tanah air pada umumnya yang kerap menggunakan barang branded dengan harga selangit.
Kendati demikian, sederet artis ini tak ragu untuk menjadi berbeda. Selain murah, mereka juga merasa mampu menjaga lingkungan dengan memanfaatkan barang bekas dan meminimalisir sampah berlebihan.
Adapun lima artis yang gemar berbelanja barang bekas adalah sebagai berikut.
Aming melejit melalui penampilannya dalam variety show ‘Extravaganza’ (2004). Hingga kini, pamornya sebagai seorang komedian tak pernah meredup.
Walaupun menjadi artis papan atas, Aming ternyata hobi berbelanja barang bekas dari brand ternama dunia. Ia mengatakan bahwa dirinya kerap memperoleh barang tersebut di pasar Gedebage.
Hannah Al Rashid mengawali karier sebagai model video klip musik Dia Milikku, Janji Suci, dan Sejuta Cinta milik Yovie and Nuno. Kini, ia diketahui menetap tanah kelahirannya, London, Inggris bersama sang suami, Nino Fernandez.
Di balik nama besarnya sebagai artis, Hannah Al Rashid rupanya gemar membeli barang bekas di pasar Poncol. Ia menceritakan bahwa dirinya sangat senang saat berhasil mendapatkan scarf branded dengan harga Rp10 ribu.
Nino ‘RAN’ dikenal memiliki penampilan yang nyentrik saat manggung. Namun untuk aktivitas sehari-hari, ia mengaku lebih suka mengenakan pakaian bekas.
Nino mengatakan bahwa dirinya kerap berbelanja barang bekas, termasuk untuk menunjang penampilannya. Dari berburu barang bekas, ia sempat memperoleh tiga baju dengan harga Rp10 ribu.
Andien merupakan artis yang sangat peduli dengan lingkungan. Ia bahkan mengembangkan bisnis baru yang menyediakan baju-baju yang terbuat dari material ramah lingkungan.
Dalam kesehariannya, Andien juga kerap menggunakan baju bekas seharga puluhan ribu. Menurut wanita kelahiran 1985 tersebut, baju preloved kerap melewati arus tren, sehingga tidak terlihat ‘pasaran’.