Sementara itu, menurut dokter yang menangani Rachel, dr. Ivander menjelaskan bahwa tindakan pengangkatan rahim Rachel dilakukan untuk menyalamatkan nyawanya. Sebab, Rachel mengalami pendarahan hebat yang diakibatkan oleh gangguan kontraksi rahim.
"Pada kondisi di mana pendarahan yang diakibatkan oleh ketidakmampuan rahim untuk berkontraksi dengan baik. Maka cara untuk menyelamatkan ibu, salah satunya dengan terpaksa mengorbankan rahimnya," kata dr. Ivander.
Selain itu, dirinya menegaskan bahwa pengangkatan rahim bertujuan agar sumber-sumber pendarahan dapat segera dihilangkan. Meski tak diinginkan, tapi hal tersebut merupakan satu-satunya cara untuk menyelamatkan nyawa Rachel.
"Pengangkatan rahim dilakukan supaya sumber-sumber berdarah di rahim bisa dihilangkan dengan cara diangkat. Ini adalah komplikasi yang tidak kita inginkan. Tapi ini adalah satu cara untuk menyelamatkan nyawa dari pasiennya yang mengalami gangguan kontraksi rahim yang sangat parah," ujar dr. Ivander.
Mengenai kabar koma yang dialami oleh Rachel, pihak keluarga pun membantahnya. Edwin menjelaskan bahwa Rachel memang sengaja ditidurkan selama dua hari untuk kenyamanan selama menjalani transfusi darah yang cukup banyak.