JAKARTA, iNews.id - Apakah Wirda Mansur lulusan Oxford University? Pertanyaan ini kembali ramai setelah publik memperbincangkan status pendidikan putri sulung Ustaz Yusuf Mansur tersebut.
Wirda akhirnya buka suara dan memberikan penjelasan panjang terkait kabar yang menyebut dirinya pernah mengaku sebagai lulusan Oxford University.
Dalam klarifikasinya, Wirda menjelaskan bahwa dirinya tidak pernah mengklaim sebagai lulusan Oxford, melainkan hanya pernah mengambil program International Baccalaureate (IB) di lingkungan Oxford. Ia menyebut program tersebut bukanlah kuliah, melainkan setara dengan jenjang SMA.
“Sampai sini ini tricky, IB bukan kuliah, setara sama SMA. Programnya juga tidak sampai selesai. Itu hal biasa, tricky-nya bagaimana, ‘Kenapa LinkedIn kamu University of Oxford?’” ujar Wirda dalam video klarifikasinya di media sosial.
Wirda juga mengakui bahwa terdapat kesalahan pada akun LinkedIn-nya, yang sempat menuliskan dirinya sebagai lulusan Oxford. Menurut pengakuannya, akun tersebut dibuat oleh salah satu staf, dan ia tidak sempat memeriksa detail informasi yang tertulis di sana.
“Jadi itu dibuat salah satu staf, ada misinformation menuliskan lulusan Oxford, padahal gue sendiri enggak pernah klaim lulusan di mana. Cuma iya pernah belajar di Oxford, cuma bukan kuliah,” katanya menegaskan.
Pembahasan mengenai apakah Wirda Mansur lulusan Oxford University tidak bisa dilepaskan dari riwayat pendidikannya yang beragam. Setelah menyelesaikan pendidikan dasar di Indonesia, Wirda sempat menempuh berbagai jenjang pendidikan di luar negeri.
Ia mengatakan bahwa setelah lulus dari jenjang setara SMA, ia sempat mendaftar di Raffles University, namun tidak menyelesaikan studinya di sana. Ia kemudian melanjutkan ke University of Buckingham (UOB).
“Tahun 2019 saya apply masuk ke UOB sampai sekarang. Kemarin semestinya saya sudah balik ke sana. Hanya gara-gara pandemi, lockdown, tutup border-nya, sehingga mau tidak mau saya tidak bisa ke sana, [kuliah] online,” jelasnya.
Namun, kuliah daring yang dijalani ternyata sulit dijalankan secara konsisten karena bertabrakan dengan berbagai kegiatan Wirda di Indonesia. Akhirnya, ia memutuskan untuk cuti kuliah dan fokus mengembangkan bisnis serta kegiatan sosialnya di Tanah Air.
Dalam klarifikasinya, Wirda juga mengungkapkan perjalanan pendidikannya yang dimulai jauh sebelum isu Oxford muncul. Pada tahun 2014, ia pernah menempuh pendidikan non-formal di Jordan untuk mendalami bahasa Arab, Al-Qur’an, dan hadis. Ia belajar selama sekitar enam bulan sebelum kembali ke Indonesia.
Setelah kembali, Wirda mengejar pendidikan formal melalui program paket agar bisa lulus jenjang SMP. Tak lama kemudian, ia mendapat kesempatan mengajar mengaji di Amerika Serikat pada 2015.
Pengalaman pendidikan Wirda tidak hanya berhenti di luar negeri. Ia juga sempat menempuh pendidikan pesantren di berbagai daerah di Indonesia, mulai dari Cimahi, Cianjur, Yogyakarta, hingga Cisarua.
“Jadi mungkin memang cara bokap gue mendidik gue adalah menaruh gue di tempat-tempat yang beda. Jadi pengalaman gue banyak banget,” tutur Wirda.
Ia menambahkan bahwa cara didik ayahnya, Yusuf Mansur, memang bertujuan untuk melatih kemandirian dan memperluas wawasan. Menurut Wirda, pengalaman belajar di berbagai tempat membuatnya lebih matang dan terbiasa beradaptasi dengan lingkungan baru.
Isu apakah Wirda Mansur lulusan Oxford University bermula dari unggahan lama di media sosial yang memperlihatkan profil LinkedIn miliknya dengan keterangan “University of Oxford.” Beberapa warganet menafsirkan keterangan tersebut sebagai bukti bahwa Wirda merupakan alumni universitas tersebut.
Namun setelah klarifikasi, diketahui bahwa informasi itu keliru dan berasal dari kesalahan administrasi. Wirda menegaskan tidak pernah menyebut dirinya sebagai lulusan Oxford di media mana pun. Ia juga menyesalkan kesalahpahaman tersebut yang berkembang luas tanpa konfirmasi terlebih dahulu.
Klarifikasi Wirda kemudian membuat publik memahami duduk perkaranya. Bahwa memang benar ia pernah mengikuti program singkat (non-gelar) di Oxford dalam bentuk International Baccalaureate, namun tidak menempuh pendidikan sarjana di sana.