"Kalau kami arsitek, kami menghitung semua. Seperti jarak kamar tidur ke WC dan lainnya. Bagaimana pencahayaannya, layaknya tidaknya," kata dia.
Dengan penghitungan sejak awal secara cermat, justru akan mengefisienkan budget. Berbeda jika bangun tanpa perencanaan, jika ada kesalahan akan double budget.
"Kami bisa prediksi biaya bangunan yang akan dikeluarkan. Jangan pikiran artistik mahal. Kita ada aturannya dan Asosiasinya. Biaya arsitek tidak lebih dari 10 persen dari nilai konstruksi," ujarnya.
Lebih jauh Gerrits Bonardo menjelaskan, syarat sebuah bangunan adalah tercapai tidaknya tujuan dari pemilik. Kemudian nyaman atau tidak ditinggali. Baru unsur lainnya seperti pencahayaan, antisipasi kebakaran, dan lainnya. Jika tujuan pemilik tercapai, maka desain sebuah rumah dianggap berhasil.